Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Dakwah Ramah ala Rasulullah

Dakwah Ramah ala Rasulullah

Dakwah Ramah ala Rasulullah SAW

Untung Wahyudi by Untung Wahyudi
31/03/2022
in Gaya Hidup, Tajuk Utama
6 0
0
6
SHARES
125
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Selama ini, Nabi Muhammad Saw. dikenal sebagai pemimpin yang sukses memimpin Negara. Sejumlah Non-Muslim juga mengakui kepribadian Muhammad sebagai sosok yang berhasil menjalani kepemimpinan dengan baik. Michael H. Hart (2016) menempatkan Muhammad Saw. pada rangking pertama di antara 100 tokoh berpengaruh di dunia. Ia menjelaskan, dari asal-usulnya yang bersahaja, Muhammad Saw. mendirikan dan mengembangkan salah satu agama besar dunia, serta menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Hingga saat ini, pengaruhnya masih kuat dan merasuk.

Selain dikenal sebagai pemimpin yang baik, Muhammad Saw. juga pribadi yang lemah lembut. Kasih sayang yang dimiliki senantiasa menjadikannya sebagai pribadi yang disegani. Saat mengajak umat manusia pada jalan Islam, Muhammad tidak pernah melakukannya dengan paksaan apalagi kebrutalan. Metode dakwahnya pun dilakukan dengan cara mencontohkan atau memberikan teladan pada umatnya.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Nawaf al-Jarrah (2013) menjelaskan, keutamaan dan kemuliaan sifat Rasulullah Saw. tergambar dalam setiap tutur kata, termasuk dalam khutbah-khutbahnya. Seluruh sabda Nabi Saw., baik yang disampaikan dalam bentuk dialog maupun yang disampaikan di hadapan banyak orang dari atas mimbar, yakni khutbah, memiliki ciri khas yang istimewa.

Gaya Bahasa yang Ringkas dan Tegas

Dengan kecanggihan teknologi dan informasi, saat ini banyak penceramah yang menyampaikan dakwahnya lewat berbagai media sosial. Facebook, Instagram, Tiktok, dan lainnya, menjadi sarana untuk menyampaikan dakwah. Dengan berbagai gaya dan bahasa, mereka menyampaikan dakwah dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dalam menyampaikan dakwah, Nabi Muhammad Saw. memiliki gaya bahasa dan gaya tutur yang ringkas, sederhana, tegas, dan mengandung kedalaman makna. Dari sisi kefasihan pun tidak ada yang menandinginya. Setiap kata dan rangkaian kalimat diujarkan dengan apik dan efektif. Dalam beberapa kesempatan, ketegasan dan keteguhan Rasulullah tergambar jelas lewat raut wajah dan gaya tutur bahasanya sehingga terkesan sedang marah.

Ramah bukan Marah

Kalau kita perhatikan, dalam beberapa kesempatan pengajian, tak jarang kita menemukan penceramah yang menyampaikan dakwah dengan keras dan penuh emosi. Sesuatu yang tidak sesuai dengan pikirannya dianggap salah dan sesat.

Tentu, cara seperti itu bukanlah metode dakwah yang dianjurkan oleh Rasulullah. Nabi Muhammad senantiasa menyampaikan pesan kebaikan dengan bahasa yang ramah, lemah lembut, dan tidak mudah menyesatkan orang lain. Sebaliknya, ceramahnya mengandung ajakan untuk berbuat kebaikan dan kembali kepada jalan kebenaran.

Ketegasan Nabi Muhammad dalam menyampaikan dakwah bukan berarti beliau marah. Kata-katanya kukuh dan tegas. Ketika ada nilai-nilai kebenaran yang dilanggar, atau ketika ada orang yang melakukan kekeliruan, Nabi Saw. menegurnya dengan tegas dan keras dengan tujuan agar orang tersebut tidak mengulanginya dan orang lain tidak mengikuti perbuatannya yang salah (Nawaf al-Jarrah, 2013).

Toleran dan Tidak Rasis

Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa dan agama. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, sudah sepantasnya kita saling menghormati dan menghargai. Sikap toleransi harus ditanamkan agar tidak ada permusuhan dan perpecahan dalam kehidupan masyarakat.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Dakwahdakwah nabiDakwah Rasulullahstrategi dakwah Rasulullahtoleransi
Previous Post

Islam, Solusi atau Sumber Permasalahan Krisis Sosial?

Next Post

Toa Masjid: Antara Dakwah dan Polusi Udara

Untung Wahyudi

Untung Wahyudi

Lulusan UIN Sunan Ampel , Surabaya

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Edisi September 2
Bulletin Islamina

Maulid dan Budaya Populer

20/09/2024
Edisi September 1
Bulletin Islamina

Menerka Misi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

05/09/2024
Next Post
Toa Masjid antara Dakwah dan Polusi Udara

Toa Masjid: Antara Dakwah dan Polusi Udara

Ketua DMI Jusuf Kalla meresmikan Masjid Al Falah Tulungagung

JK: Masjid Tak Ada yang Radikal, Tapi Paham Radikal Dibawa Penceramahnya

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.