Islamina.id – Lisan memang tak bertulang, kadang bikin orang lain menjadi berang. Manusia mudah berkata-kata walau kadang tak sesuai realita alias bohong. Ia kadang pintar mengemas kejahatan terlihat kebenaranya. Begitu juga cerdik mengubah kekurangan menjadi kelebihan sehingga jutaan orang tertipu akan hipnotis retorika khayalan.
Berapa banyak orang yang termakan api kebohongan karena lengah, tak mau mencari kebenaran sebagai bahan pembuktian. Daya kritis masyarakat mulai menipis karena pengetahuan semakin tipis sehingga kebohongan semakin berlapis.
Pada dasarnya membuat kebohongan dilarang oleh agama. Namun dalam tiga kondisi ini, kebohongan malah dianjurkan dikarenakan ada tujuan yang membolehkan.
ﻋﻦ ﺃﻡ ﻛﻠﺜﻮﻡ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﺃﻧﻬﺎ ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ” ﻟﻴﺲ اﻟﻜﺬاﺏ اﻟﺬﻱ ﻳﺼﻠﺢ ﺑﻴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﻓﻴﻨﻤﻲ ﺧﻴﺮا ﺃﻭ ﻳﻘﻮﻝ ﺧﻴﺮا ” ﻫﺬا اﻟﻘﺪﺭ ﻓﻲ ” ﺻﺤﻴﺤﻴﻬﻤﺎ
Artinya: Diriwayatkan dari Ummu Kulsum bahwasanya dirinya mendengar Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda:” Tidak dikatakan sebagai pembohong orang yang hendak mendamaikan sesama manusia agar menjadi baik atau perkataannya baik. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat dari Imam Muslim ada tambahan
ﻗﺎﻟﺖ ﺃﻡ ﻛﻠﺜﻮﻡ: ﻭﻟﻢ ﺃﺳﻤﻌﻪ ﻳﺮﺧﺺ ﻓﻲ ﺷﺊ ﻣﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺛﻼﺙ: ﻳﻌﻨﻲ: اﻟﺤﺮﺏ، ﻭاﻹﺻﻼﺡ ﺑﻴﻦ اﻟﻨﺎﺱ، ﻭﺣﺪﻳﺚ اﻟﺮﺟﻞ اﻣﺮﺃﺗﻪ ﻭاﻟﻤﺮﺃﺓ ﺯﻭﺟﻬﺎ
Ummu Kulsum berkata:”Aku tak pernah mendengar Nabi Muhammad yang memberikan keringanan terhadap kebohongan yang menjadi pembicara di kalangan masyarakat kecuali dalam tiga kondisi ini, yaitu: untuk strategi perang juga untuk tujuan mendamaikan sesama manusia dan perkataan suami kepada istri maupun sebaliknya.
Baca juga: