“Di sinilah, saya kira generasi muda dari kalangan pesantren harus mengambil panggung dan berani mengambil ruang dalam kontestasi narasi di dunia digital,” ucap Nisan.
Ia berharap melalui kegiatan pelatihan ini kalangan santri mempunyai kecakapan digital sebagai senjata dalam melawan narasi-narasi keagamaan yang kerap dieksploitasi dan dimanipulasi untuk kepentingan politik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini.
“Ruang-ruang publik di dunia maya harus direbut oleh kalangan santri dengan menyuarakan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dan hubbul wathan minal iman,” tambahnya.
Menurutnya, kalangan santri milenial tidak hanya dituntut mampu secara subtansi keagamaan, tetapi harus juga mampu menjawab tantangan kekinian dalam perkembangan teknologi dan informasi.
“Di sinilah, pelatihan santri ini diharapkan mampu mencetak kader santri dengan wawasan hubbul wathan minal iman sebagai pelanjut sejarah dan amanat dari resolusi jihad yang pernah dikobarkan oleh para kiayi, ulama dan kalangan pesantren,” tutupnya
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH. Abdul Halim Mahfudz mengungkapkan bahwa kerjasama antara pihaknya dengan BNPT adalah guna memberikan pelatihan kepada para santri yang diharapkan memiliki kemampuan memahami, menganalisis konten informasi dan merespon isi pesan.
“Dengan berpegang teguh pada kaidah “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah (memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif), saya berharap jika nantinya terjadi pelanggaran akhlak, dan pelanggaran toleransi dan kecenderungan radikalisme, para santri muda ini memiliki sense dan kepekaan untuk meluruskan informasi agar tidak menimbulkan kegaduhan, intoleransi dan radikallisme,” jelas KH. Abdul Halim Mahfudz.
Gus Iim menjelaskan bahwa para santri harus berjuang melawan kekuatan yang merongrong persatuan dan kesatuan yang dapat merusak generasi muda untuk bisa berbakti dan mengabdi untuk negeri.
“Maka Pesantren Tebuireng mengundang dan mengajak seluruh elemen bangsa khususnya para santri untuk bersatupadu dan berpartisipasi aktif secara terbuka menghadapi ancaman radikalisme, terorisme dan intoleransi”, tutupnya.
Workshop dan Pelatihan Santri Melalui Bidang Agama Dan Multimedia Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme diikuti para santri dari pondok pesantren di Jawa Timur antara lain Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi, Pondok Pesantren Seblak Jombang, Pondok Pesantren Lirboyo, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo, Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Annuqayyah Sumenep, Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Pondok Pesantren Langitan Tuban, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan.
Penutupan itu juga dihadiri Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas Drs. Sujatmiko, serta Keluarga Besar Pondok Pesantren Tebuireng KH. Irfan Yusuf, KH. Fahmi Amrullah Hadziq, KH. Riza Yusuf, H. Agus Abdul Mughni, Gus Variz Muhammad Mirza, Forkompinda Kabupaten Jombang, Dandim 0814 Jombang, Kapolres Kabupaten Jombang, dan para Pelaku Usaha di Jawa Timur.