Para alumni Timur Tengah diminta agar menjadikan Indonesia dikenal sebagai negeri Islam yang wasathiyah, bukan Islam yang yang radikal. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, HM Jusuf Kalla pada acara Silaturrahmi Nasional (Silatnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) I di Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (Jatti) di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2022).
“Kita tentu menginginkan negeri kita Islam yang wasathiyah. Jangan nanti kita dikenal sebagai Islam yang radikal, tapi Islam wasahitah. Harapan kita semua ini dapat menciptakan, dapat dikembangkan oleh para alumni-alumni Timur Tengah,” ujar JK.
JK mengatakan, para alumni Timur Tengah di Indonesia selama ini telah memberikan pengetahuan yang luar biasa kepada umat Islam. Ia berharap alumni Timur Tengah agar tidak melakukan dakwah bil lisan saja, tapi juga berdakwah bil hal.
“Artinya, dakwah itu bukan hanya langsung ceramah, tapi bagaimana juga memberikan contoh-contoh yang baik dan dorongan semanagat dari Rasul,” kata JK.
Dia menuturkan, Nabi Muhammad SAW sendiri lebih lama menjadi pedagang daripada menjadi Rasul. Menurut dia, Nabi menjadi pedagang selama 27 tahun. Sedangkan menjadi utusan Allah hanya 22 tahun.