Umumnya masyarakat Hadrami didominasi oleh keturunan Nabi Muhammad, yang sering kali disebut Sayyid, keturunan melalui jalur Imam Husein. Mereka sering kali disebut dengan Ba-Alawi atau Alawi, sebutan yang diambil dari Alawi, cucu leluhur klan mereka, Imam Ahmad bin Isa, yang lebih dari seribu tahun yang lalu pindah ke Hadramaut dari Bashrah di Irak. Keteladanan mereka antara lain selalu tidak bersenjata, menjalankan tugas keagamaan dan sosial seperti mengawasi ketaatan terhadap kewajiban agama, memimpin kegiatan upacara agama, dan membina pendidikan Islam.
Di samping itu, masyarakat Hadramaut terkenal dengan ramah dan sifat jabar khatir. Jabar khatir yaitu sifat yang selalu menyenangkan orang lain. Identitas tersebut terlihat tatkala ada tamu yang datang ke negeri para wali tersebut pasti diundang untuk makan di rumah-rumah masyarakat setempat. Sebab, mereka yakin bahwa tamu yang datang akan membawa berkah dan menghilangkan keburukan yang ada di rumah mereka.
Sampai-sampai Abu al-Hasan al-Maghribi, seorang geografer, penyair, sejarawan dan kolektor puisi berpengaruh berdarah Arab asal al-Andalus dari abad ke-12 dan ke-13 tatkala berkunjung ke Hadramaut memberikan komentar yang positif terhadap masyarakat Hadramaut. Beliau berkata, “Sesungguhnya masyarakat Hadramaut sama seperti malaikat.” Sebagaimana perkataan Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, “Jikalau dia (Abu al-Hasan al-Maghribi) tau hakikat masyarakat Hadramaut maka ia berkata bahwa mereka lebih mulia dari malaikat.” (Tuhfah al-Bab:424)
Secara sosiologis, kehidupan masyarakat Hadramaut menjaga intensitas hubungan dengan Allah. Terbukti, wirid-wirid yang dijaga dari bangun tidur sampai tidur lagi. Artinya mereka tidak mau terputus hubungan dengan Sang Malik. Adapun kehidupan niaga mereka seperti pada umumnya hidupnya pasar-pasar yang ada di daerah tersebut. Pedagang-pedagang di negeri tersebut tatkala beraktivitas selalu melantunkan hafalan al-quran dan nazam-nazam yang berkaitan dengan agama. Istimewanya, tatkala panggilan adzan tiba mereka menutup perniagaannya dan menuju ke masjid. Semoga Allah memberangkatkan sahabat Islamina yang membaca artikel ini. Ya Tarim wa Ahlaha. Aamiin

Baca Juga:
Mengembalikan Peran dan Marwah Habib di Nusantara (1)