Manusia sebagai Khalifah dimuka bumi ini berkewajiban menjaga kelestariannya dengan tidak berbuat kejahatan yang merugikan orang lain.
Seringkali ambisi yang berlebihan dalam mendapatkankan jabatan, kedudukan atau kepentingan sesaat menjadikan lupa diri sehingga ia berusaha menghalalkan segala cara walau dengan memfitnah atau dengan menyebarkan kebohongan yang akan merugikan pihak lain.
Ujian Terbesar umat manusia dalam urusan agama manakala ajaran ajarannya hanya dibuat retorika belaka terutama untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Kenapa demikian?
Islam datang membawa perubahan di tengah masyarakat dikarenakan inspirasi Al Qur’an yang selalu mengajarkan kebenaran bukan pembenaran, memberikan solusi bukan mencaci, mengingatkan persatuan bukan memperbesar permusuhan.
Saat umat Islam sudah tak peduli urusan agamanya maka hal ini sebagai pertanda hancurnya ruh ajarannya terutama saat orang yang alim, orang yang tahu agama tapi tak mempraktekkan ajarannya sehingga nampak orang jahil yang lebih islami, lebih terlihat sibuk beribadah sehingga masyarakat mencontohnya.
Akhirnya timbul kerusakan dimana-mana, idealnya orang yang alim mengamalkan ajaran lebih dahulu dan selalu menuntun orang yang tak tahu agar menjadi tahu sehingga amalnya berdasarkan ilmu bukan karena pengaruh hawa nafsu.
Syeh Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim mengutip perkataan ulama pengarang kitab Al Hidayah yang memprediksi fenomena ini
فسَادٌ كَبيرٌ عَالمٌ مُتَهتِّكُ