جوامع الخير و كثرة النعم ثم اطلقت البركة على ثبوت الخير الالهي في الشيء
“ Kumpulan kebaikan dan kenikmatan, kemudian kata barokah itu diucapkan/ditujukan untuk (mendiskripsikan tentang) adanya kebaikan yang bersifat ilahiyah pada sesuatu.”( Kitab al-Barokah fi Miah Hadits Nabawiy, karya Dr. Muhamamad Zaki Muhammad Khodir, Dar al-Makmun, 2017, hal. 5)
Dari makna dan pengertian di atas, yang namanya barokah tidak mesti terlihat langsung secara indrawi dan lahiriah namun bisa terasakan. Sebagai misal, ketika kita membayar zakat atau mengeluarkan sedekah, secara lahiriah uang kita berkurang tetapi disitu ada keberkahan. Secara lahiriyah memang berkurang, namun hakikatnya tidak, itulah yang dinamai keberkahan. Dengan kata lain ada kebahagiaan, ada sesuatu pada hati yang terkadang sulit untuk dilukiskan dan tidak ternilai harganya. Disamping tentunya ada pahala dan ganjaran dari Allah SWT. Bahkan terkadang berkat harta yang kita sedekahkan tersebut justru harta yang ada di tangan kita malah bertambah. Bertambahnya harta termasuk dalam keberkahan. Demikian pula dengan ilmu, terkadang kita heran dengan orang yang—-mohon maaf— ilmunya biasa-biasa saja, justru ilmu yang biasa-biasa saja tersebut dirasakan manfaatnya oleh banyak orang dibanding orang lain yang secara keilmuan dan akademik jauh di atas orang tersebut. Inilah yang disebut ilmu yang barokah.
Tidak hanya Harta
Barokah tidak terbatas pada ilmu dan harta, tapi bisa mencakup apa saja. Yang penting dengan barokah tersebut bisa menambah kebaikan baik pada dirinya maupun orang lain. Dengan demikian semakin barokah seseorang maka akan semakin baik pula prilakunya, semakin bermanfaat perbuatannya dan semakin taat ibadahnya yang akhirnya berujung pada semakin dekat dia kepada Allah SWT. Bila sudah demikian, in syaa Allah kehidupan yang barokah tersebut akan membawa pemiliknya pada ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan hidup tidak saja di dunia tapi juga nanti di yaumil qiyamah.
Namun yang perlu kita fahami juga, kehidupan yang barokah bukan berarti tanpa masalah. Permasalahan hidup sesuatu yang niscaya dan pasti ada serta selalu menyertai kita. Dan hal ini bukan berarti hidup tidak barokah. Jika patokannya dengan adanya masalah lalu hidup tidaka barokah, maka bagaimana kita mengatakan tentang kehidupan Rasulullah SAW, para sahabat dan ulama slafus solih. Bukankah Rasulullah SAW hidupnya penuh dengan keberkahan, tapi masalah hidup yang beliau hadapi sungguh luar biasa. Demikian juga para sahabat dan ulama salafus solih. Mereka tidak hidup santai tanpa permasalahan. Permasalahan mereka hadapi dan mereka atasi dengan penuh ketenangan, kesabaran, ikhtiar yang maksimal serta tawakkal kepada Allah SWT. Hasilnya….bisa kita rasakan manfaatnya sampai saat ini. Dan itu bukti bahwa hidup mereka barokah.
Jadi Hidup yang barokah bukan tanpa masalah. Masalah ada, justru untuk membuktikan hidup kita barokah.
Wallahu a’lam