Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Hut Ri Ke-75: Mengisi Kemerdekaan Dengan Nilai-nilai Ilahiyah

Hut Ri Ke-75: Mengisi Kemerdekaan Dengan Nilai-nilai Ilahiyah

HUT RI ke-75: Mengisi Kemerdekaan dengan Nilai-Nilai Ilahiyah

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
17/08/2020
in Kolom
3 0
0
3
SHARES
54
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Peringatan HUT RI tahun ini terasa sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bila tahun-tahun lalu, HUT RI selalu ramai dengan perlombaan dan keceriaan anak-anak. Tahun ini mungkin masih ada, tapi saya kira tidak seceria dan seramai tahun-tahun sebelumnya. Merayakan HUT RI di tengah pandemi bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa HUT RI itu sepatutnya bukan sekedar perayaan saja tapi juga peringatan.

Ada perbedaan mendasar antara perayaan dan peringatan, bila perayaan cenderung pada kegiatan yang ceria dan ramai dan penuh kegembiraan,maka peringatan tidak mesti dengan kegiatan yang membuat ramai sebagaimana perayaan. Baik perayaan maupun peringatan silahkan saja kita melakukannya sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Bukankah kemerdekaan ini adalah “…berkat rahmat Allah yang maha kuasa…” sebagaimana termaktub dalam alinea ketiga pembukaan UUD 1945. Dengan kalimat ini para pendiri bangsa kita menyadari benar bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan dengan cucuran darah terwujud karena berkat rahmat Allah SWT.

Berkat rahmat Allah yang maha kuasa, merupakan kalimat pembuka yang sangat cerdas dan luar biasa yang dihasilkan oleh para pendiri bangsa kita. Dan saya kira kalimat tersebut menggambarkan betapa nilai-nilai ilahiyah begitu sangat mewarnai pernyataan kalimat kemerdekaan. Sejarah bangsa juga membuktikan betapa para pejuang kita berjuang dilandasi dengan nilai-nilai ilahiyah ini.

Kekuatan inilah yang menjadikan mereka begitu mencintai tanah air sehingga berjuang untuk bisa meraih kemerdekaan. Dan sejatinya nilai-nilai ini pula yang sepatutnya menjiwai setiap anak bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Hal ini menjadi penting karena sama-sama kita pahami bahwa pada diri kita ini—dalam tinjauan tasawuf, sedangkal pengetahuan saya—-ada tiga kekuatan hawa nafsu yaitu, quwwatun bahimiyah, quwwatun sabu’iyyah, dan quwwatun syaithoniyah.

Pertama, quwwatun bahimiyah adalah kekuatan kebinatangan yang ada pada setiap manusia. Kekuatan inilah yang mendorong kita untuk mencari kepuasan dan kesenangan lahiriah dan hal-hal yang bersifat sensual. Dan kekuatan ini dibutuhkan karena dengan unsur-unsur kekuatan inilah kita punya nafsu untuk makan, minum dan bahkan hubungan suami istri.

Kedua, quwwatun sabu’iyyah, kekuatan binatang buas. Kekuatan negatif yang ada pada diri kita dimana kita terdorong untuk suka menyerang orang lain, menyakitinya, membenci, mendengki dan bahkan ada keinginan untuk menjatuhkan atau menghancurkannya. Kita seakan belum puas bila belum melakukan hal-hal negatif tersebut.

Kekuatan ketiga, quwwatun syaithoniyah. Kekuatan yang mendorong diri manusia untuk mencari pembenaran (justifikasi) atas perbuatan salah dan dosa yang dilakukannya. Misalnya ketika mengambil hak orang lain, lalu setan membisikkan kita :” tidak apa apa, kan kalau melakukan kesalahan dosanya setimpal tidak berlipat ganda.

Jadi kalau mengambil satu juta ya dosa kamu hanya satu juta, setimpal. Supaya kamu merasa tidak bersalah, kamu sumbangkan saja seratus ribu nanti jadi impas. Bukankah kalau melakukan kebaikan pahalanya berlipat ganda sampai sepuluh kali bahkan lebih. Jadi kamu masih untung sembilan ratus ribu.” Begitulah kekuatan syaithoniyah yang selalu ingin merekayasa dan mencari pembenaran atas kesalahan dan dosa yang dilakukan.

Alhamdulillah, Allah yang penuh rahmah juga menganugerahkan kepada kita satu kekuatan yang merupakan percikan dari cahaya-Nya, dari nur-Nya. Inilah yang kita kenal dengan Quwwatun Ilahiyah (ada yang menyebutnya Quwwatun Robbaniyah). Kekuatan ini terletak pada akal sehat kita. Bila kekuatan ini yang menguasai diri kita maka kita akan terbimbing untuk menempuh perjalanan ruhani menuju Allah SWT.

Page 1 of 2
12Next
Tags: HUT RI Ke-75IlahiyahIndonesiaKemerdekaanNilai-Nilai Islam
Previous Post

Hikmah Kemerdekaan: Jangan Mudah Diadu Domba

Next Post

Ayat Kursi Di Tengah Pandemi Covid-19

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Ayat Kursi Di Tengah Pandemi Covid-19

Ayat Kursi Di Tengah Pandemi Covid-19

Menyelami Nilai-nilai Sufisme Di Era Krisis Nilai

Biografi Abu Bakar As Siddiq dan Keistimewaannya Dibanding Sahabat Lain

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.