“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ( Q.S. al-Taubah : 128).
Begitulah akhlak Rasulillah SAW yang selalu ingin memberikan kebahagiaan dan tidak ingin umatnya mengalami penderitaan. Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, RA Rasulullah SAW juga juga memotivasi kita untuk bisa memberikan kemanfaatan dan kebahagiaan kepada sesama.
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani)
Di akhir renungan, sama-sama kita ketahui dan fahami bahwa setelah ‘Id al-Adha ada rangkaian hari Tasyriq (تشريق) selama tiga hari, hari yang kita masih diperkenankan untuk melakukan pemotongan hewan kurban. Kata “tasyriq” berasal dari “Syaraqo” (شرق) yang dalam derivasi katanya memiliki beragam arti antara lain membikin dendeng, menyinari dan bersinar atau bercahaya. Dari rangkaian makna kata tersebut pada hari ‘id al-adha ini kita diharapkan bisa menyinari orang-orang yang membutuhkan dengan berbagi daging hewan kurban kepada mereka sehingga mereka bisa membuat dendeng atau yang semisalnya dan dengan demikian hati dan wajah kita yang memberi dan mereka yang menerima bersinar dan bercahaya karena bergembira dan berbahagia.
أَسْعَدُ النَّاسِ مَنْ اَسْعَدَ النَّاسَ
“orang yang paling bahagia adalah orang yang membahagiakan orang lain.”
Wallahu a’lam bi al-Showab.
Semoga Bermanfaat.