Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Ilusi Jejak Khilafah Di Nusantara

Ilusi Jejak Khilafah Di Nusantara

Ilusi Jejak Khilafah di Nusantara

abhimata by abhimata
15/09/2020
in Gagasan, Tajuk Utama
10 0
0
10
SHARES
204
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Di dalam diskusinya, Dr. Zuly menyampaikan bahwa apabila khilafah telah berdiri tegak di dalam menguasai institusi dan konstitusi negara, maka yang terjadi adalah semakin berpotensinya perpecahan-perpecahan, utamanya perpecahan antar umat Islam baik secara individual maupun sosial. Makanya, tidak dapat dibayangkan apabila khilafah—yang selama ini diketahui sebagai sistem kerajaan (monarki)—ditegakkan di Indonesia yang multikutural ini sebagai Institusi negara.

C. Irjen. Pol. (Purn.) Ir. Hamli, M.E.

Pada tahun 2017 lalu, Hizb al-Tahrir Indonesia (HTI) telah dibubarkan sebagai Organisasi Masyarakat (ORMAS) di Indonesia. Karena kelompok ini bertentangan dan menolak Pancasila sebagai ideologi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Namun, tanpa disadari rupanya pergerakan kelompok tersebut masih masif tersebar dengan luas dan berkembang. Sebagaimana disebutkan oleh Irjen. Pol. (Purn.) Ir. Hamli, M.E. bahwa setidaknya secara garis besar terdapat tiga tahapan kaderiasai mereka, pertama, pengkaderan, kedua, interaksi, ketiga, merebut kekuasaan.

Dalam proses tahapan ini diklaim sebagai perjalanan jihad, sebagaimana jihad menjadi trademark bagi mereka, bahkan menjadi penanda utama tentang status muslim tidaknya di antara mereka. Karenanya itu, kelompok ini mewajibkan setiap Muslim untuk melakukan jihad. Namun di saat yang sama, makna Jihad dalam versi mereka telah mengalami penyempitan makna yang luar biasa.

Seperti antara lain tentang pemaknaan jihad versi mereka ialah tentang dibolehkannya memerangi orang kafir atau orang yang tidak sepaham dengan mereka di manapun mereka berada. Hal tersebut tentunya akan menjadi sorotan kita bersama, apakah demikian pemaknaan jihad di dalam Islam?. Sehingga daripada itu, efek pemakanaan yang begitu ekstrim tersebut seakan secara tak langsung telah mengejawantahkan kepada makna ‘terorisme’.

Meski demikian, dalam diskusi acara Webinar tersebut, beliau Irjen. Pol. (Purn.) Ir. Hamli, M.E. menyatakan bahwa sekalipun secara institusional kelompok ini telah dibubarkan oleh pemerintah, namun pergerakan bawah tanah kelompok ini masih nyaris terjadi. Oleh karenanya, beliau meminta kepada seluruh pihak maupun elemen masyarakat agar turut serta di dalam melawan pemahaman dan pergerakan semacam ini, yang secara telah mengganggu ketertiban konstitusional dan juga mengancam ketentraman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagaimana hal ini telah lama dicita-citakan oleh para pejuang tedahulu sejak masa kemerdekaan bangsa Indonesia.

Akhirnya, kegiatan diskusi dalam acara Webinar dan Bedah Bulletin yang dihadiri sekitar kurang lebih 200 peserta dengan berbagai macam latarbelakang, ada mahasiswa/i, dosen, aktivis dan sebagainya berlangsung selesai. Acara ini sangat membantu penulis untuk mendapatkan update informasi yang tengah menjadi femonema kontemporer ini. Termasuk juga di dalamnya termuat tentang fakta-fakta sosial lainnya yang boleh dibilang sangat jarang dapat dijumpai oleh lingkungan di sekitar, sehingga kehadiran bulletin Islamina mampu mengedukasi publik saat ini.

Sebagaimana tentang jejak khilafah di Nusantara yang baru-baru ini tengah menjadi fenonema sosial. Munculnya film yang berjudul “Jejak Khilafah di Nusantara” tersebut berhasil menguak “kritikan” dari berbagai pihak, utamanya bagi kalangan akamedisi dan aktivis. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, pada acara wawancara Bulletin Islamina sebelumnya yang berjudul “Dosa Besar Film Jejak Khilafah di Nusantara”, bahwa film tersebut telah membuktikan fakta sejarah “yang ngawur”, tegas beliau.

Penulis: Fikri Muanis Qalbi


[1] Tujuan daripada berdirinya Hizb Al-Tahrir adalah “isti’naafu al-hayaah al-Islamiyah” memulainya kembali kehidupan Islam

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Ilusi Khilafah di Nusantaraislamisasi nusantaraJejak KhilafahJejak Khilafah di NusantaraSejarah Peradaban IslamWebinar Islamina
Previous Post

Menyelamatkan Habib di Nusantara | Bulletin Islamina Vol.1 No.4

Next Post

Pentingnya Security Guard Bagi Penceramah

abhimata

abhimata

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Pentingnya Security Guard Bagi Penceramah

Pentingnya Security Guard Bagi Penceramah

Belajar Dari Rentang Kisah

Belajar Dari Rentang Kisah

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.