Islamina.id – Allah menciptakan manusia sebagai sosok yang mampu menyikapi segala macam perubahan, mulai waktu dan tempat. Ia dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Dengan akal pikirannya, ia mampu belajar dari proses kehidupan. Wujudnya berawal dari ketiadaan, kemudian ada wujudnya dan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Maka beruntung orang yang mampu menggunakan waktunya dengan mengisi segala macam kebaikan untuk dirinya dan orang lain, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Allah menyebutkan empat kategori orang yang beruntung. Hal ini sesuai dalam Surat Al-Asr yang berbunyi:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Asr:1-3)
Menurut Imam al-Qurthubi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Allah bersumpah dengan waktu karena di dalamnya mengingatkan kepada manusia akan adanya perubahan dalam segala keadaan, hal ini sebagai petunjuk akan adanya Dzat yang mencipta.
baca juga: Membangun Agama Kerakyatan
Kata “العصر” mempunyai beberapa pengertian. Pertama, berarti masa, hal ini sesuai pendapat Ibnu Abbas. Kedua, shalat Ashar atau yang dikenal dengan Shalat Wustha, hal ini seperti pendapat Imam Muqatil. Surat ini sangat penting bagi semua orang, bahkan Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengutip perkataan Imam As-Syafi’i.