Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Islam di Tiongkok

Islam di Tiongkok: Persinggungan Muslim Awal dengan Masyarakat Cina

Admin Islamina by Admin Islamina
24/04/2024
in Peradaban
6 0
0
6
SHARES
125
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Bersama dengan pesatnya perkembangan Muslim di Tiongkok, Mongol menciptakan kebijakan penting bagi kelangsungan Muslim di Tiongkok, yaitu mengasimilasikan Muslim dalam budaya Tiongkok. Mirip-mirip dengan kebijakan Orde Baru yang mewajibkan asimilasi para imigran Tiongkok di Indonesia, kebijakan Mongol meniscayakan komunitas Muslim untuk keluar dari zona “isolasi” dan mulai melebur dengan realitas budaya sosial politik pribumi.

Hingga periode kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644 M), Muslim Tiongkok benar-benar terasimiliasi dalam budaya lokal. Mereka tidak lagi dianggap sebagai orang asing, tetapi warga negara Tiongkok yang memilik identitas sendiri. Mereka mengadopsi adat, bahkan nama Tionghoa, dengan tetap meneruskan tradisi mengabdi pada pemerintahan kerajaan sebagai pejabat public dan pemimpin militer.

BacaJuga

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

Tren Sejarah Islam Nusantara Akhir-Akhir Ini

Hingga periode kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644 M), Muslim Tiongkok benar-benar terasimiliasi dalam budaya lokal. Mereka tidak lagi dianggap sebagai orang asing, tetapi warga negara Tiongkok yang memilik identitas sendiri.

Gerak asimilasi yang berlangsung lintas generasi ini kemudian melahirkan salah satu tokoh Muslim terkemuka hingga saat ini bernama Zheng-He, populer sebagai Laksamana Cheng Ho (1371-1433 M), seorang penjelajah besar dunia. Ia adalah seorang Hui (Muslim Tiongkok) dari wilayah Yunnan selatan. Cheng Ho dekat dan menjadi sosok kesayangan Dinasti Ming dan ditugasi memimpin armada kapal harta karun.

Sang Laksamana memimpin ratusan kapal yang sebagian besar bisa sekaligus mengangkut ketiga kapal Colombus. Ia bertanggungjawab untuk berdagang ke tempat-tempat yang jauh dan menjelang hubungan diplomatik dengan tempat tersebut. Pelayaran Cheng Ho mencapai puluhan negara di seluruh Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Cheng Ho mendapat puncak popularitasnya di Asia Tenggara. Ia dianggap sebagai tokoh yang membantu penyebaran Islam di kepulauan Melayu. Buktinya, masjid-masjid di wilayah itu diberi nama Cheng Ho. Ada juga masjid yang menisbatkan namanya pada tokoh serupa di Palembang, Masjid Cheng Ho Sriwijaya.

Cheng Ho menjadi sosok yang mampu menjadikan dirinya terhormat, baik di kalangan Muslim maupun masyarakat Tionghoa. Cheng Ho merupakan representasi Muslim di Tiongkok. Ia seorang Tionghoa asli, tetapi juga seorang Muslim yang taat. Sosok Cheng Ho menjadi bukti bahwa tidak ada kontradiksi di antara kedua identitas tersebut, Islam dan Tionghoa.

Karena itu bisa dikatakan bahwa “setting default” relasi Islam dan Cina adalah relasi mutualisme yang harmonis. Hubungan ini tidak berlaku dalam ranah lokal di Tiongkok saja, namun juga terbawa hingga konteks nasional di Nusantara melalui warisan-warisan budaya akulturasi Islam-Tiongkok. Jika kemudian muncul sentimen anti-Cina atau anti-Tiongkok, maka itu sebetulnya tidak merepresentasikan sikap Muslim yang toleran, melainkan murni sentimen politis yang rentan mengganggu hubungan baik yang sudah lama terjalin.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: china dan Islamsejarah islam di tiongkok
Previous Post

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

Next Post

Yakin Mau Ikuti Tren Rambut Hair Extension?

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Tren Sejarah Islam Nusantara Akhir-Akhir Ini
Kolom

Tren Sejarah Islam Nusantara Akhir-Akhir Ini

26/03/2024
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023
Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan
Peradaban

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

24/01/2023
Next Post
Yakin Mau Ikuti Tren Rambut Hair Extension?

Yakin Mau Ikuti Tren Rambut Hair Extension?

Merawat dan Mensyukuri Keragaman

Merawat dan Mensyukuri Keragaman

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.