Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Jangan Berlebihan Dalam Menyikapi Isu-isu Islam Dan Komunisme

Jangan Berlebihan Dalam Menyikapi Isu-isu Islam Dan Komunisme

Jangan Berlebihan dalam Menyikapi Isu-Isu Islam dan Komunisme

Roland Gunawan by Roland Gunawan
11/02/2021
in Kolom, Populer
7 0
0
7
SHARES
135
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ketiga paham tersebut saling berkaitan. Sebab ketiga-tiganya memiliki kesamaan ide yang berasal dari Revolusi Perancis, yaitu menjamin konstitusi, pengadaan lembaga-lembaga negara dan kedaulatan rakyat. Rakyat berhak memberontak pemerintahan despotis yang tidak mengakui kedaulatannya.

Bila pemerintah ternyata melakukan pelanggaran terhadap hak-hak rakyat, maka pemberontakan adalah bagi rakyat dan merupakan bagian dari rakyat. Kedaulatan merupakan hak rakyat paling suci dan merupakan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Komunisme juga ada kaitannya dengan doktrin politik tentang masyarakat tanpa kelas dan perjuangan yang dicetuskan oleh Karl Marx. Kalau memang demikian, apakah kita bersikeras melarang seorang muslim menganut komunisme? Dari sekian doktrin yang disebutkan tadi, saya kira tidak ada yang bertentangan dengan Islam.

Kita tahu siapa itu Hasan Raid dan Achmadi Moestahal, keduanya bisa dikatakan sebagai “Muslim komunis”, dibesarkan di lingkungan beragama yang kemudian condong pada komunisme tanpa meninggalkan keimanan pada agama, sebagaimana yang diceritakan oleh Budiawan dalam buku di atas.

Tak Mudah Mengkaitkan Islam dan Komunisme

Memang tidak mudah mengaitkan Islam dengan komunisme. Kendatipun demikian, tidak sedikit orang berpandangan—termasuk saya sendiri—bahwa Islam sama sekali tidak melarang komunisme.

Dalam kaitannya dengan hal ini, sejumlah prinsip Islam harus diuraikan, ditafsirkan, untuk selanjutnya disimpulkan sehinga ruang teologis terbuka bagi komunisme. Kata komunis yang digunakan untuk memperkenalkan salah satu wacana baru dalam intelektualisme Islam memang mudah menuai kecurigaan, setidaknya, dari kalangan Islam sendiri.

Dari sejumlah kritik, terutama yang bernada sinis, banyak yang lebih terpaku pada kata “komunis” sebagai adjektif dari kata “Islam”. Maka wajar jika Islam komunis begitu mudah diidentikkan dengan “orang komunis” yang tidak beragama dan bermoral bejat, dalam pengertian yang peyoratif. Islam komunis, di kalangan masyarakat Islam, dipahami sebagai pemikiran dan sikap anti agama.

Berbicara mengenai sesuatu yang “haram”, termasuk masalah komunisme, memerlukan kejujuran dan keterbukaan. Kita dituntut melihat permasalahan dengan pikiran jernih, tidak asal main klaim saja. Komunisme jangan hanya direduksi menjadi paham kaum kafir yang menentang agama atau atheisme belaka.

Kalau boleh berpendapat, saya katakan bahwa, pada dasarnya, semua paham yang diklaim sebagai “barang haram”, mulai dari sosialisme, komunisme dan isme-isme yang lainnya bukan tidak ada dalam Islam. Hanya saja Islam mempunyai sebuah prinsip yang senantiasa dipegang teguh, yaitu “khayru al-umûri awsathuhâ” (Sebaik-baiknya perkara adalah yang tengah-tengah, yang sedang-sedang saja). Artinya harus ada balance dalam penerapannya, tidak terlalu condong ke kiri dan tidak pula ke kanan.

Sebab umat Muslim diciptakan sebagai “ummatan wasathan”. “Ummatan wasathan” ini jangan hanya diartikan sebagai umat penengah antara pemeluk agama Kristen, Yahudi dan pemeluk agama lainnya.

Tetapi harus juga pahami, bahwa dalam segala hal, umat Muslim tidak boleh berlebih-lebihan, termasuk di antaranya dalam hal komunisme. Di era demokrasi sekarang ini, saya kira sudah waktunya membicarakan kebenaran dan rekonsiliasi untuk peristiwa 1965.

Masalahnya sekarang, maukah mayoritas masyarakat Muslim memberi jaminan kultural bagi mereka penganut komunisme untuk dapat bergerak bebas. Dalam hal ini, sebenarnya, tergantung bagaimana umat Muslim memahami ajaran Islam apakah doktrin-doktrin teologis dicarikan kesepadanan dengan komunisme atau tidak.

Tetapi yang lebih signifikan dari itu adalah bagaimana kaum komunis diterima sebagai salah satu komunitas dalam masyarakat Islam. Semasa menjadi presiden, Gus Dur pernah mengusulkan agar ketetapan MPRS tentang pelarangan PKI dicabut. Tetapi sayang, bukan hanya kecaman yang menimpa, malah menyeretnya turun dari jabatan.[]

Page 2 of 2
Prev12
Tags: islam dan komunisislamisasi nusantarakebangkitan komunismekomunis
Previous Post

Ambiguitas Islam Ramah

Next Post

Mengenal Istilah Penting Seputar Khalifah dan Khilafah

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
Next Post
Mengenal Istilah Penting Seputar Khalifah Dan Khilafah

Mengenal Istilah Penting Seputar Khalifah dan Khilafah

Adakah Mata Uang Islam? Ini Tanggapan Ibnu Taimiyah

Adakah Mata Uang Islam? Ini Tanggapan Ibnu Taimiyah

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.