Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
26/07/2020
in Kolom
20 0
0
20
SHARES
395
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Kiat pertama sudah kita bahas pada tulisan yang lalu yaitu memberikan nama yang baik untuk anak-anak kita. Pada tulisan ini, kita mencoba memahami rasa syukur kita kepada Allah. Rasa Syukur itu untuk mewujudkan keluarga yang harmonis. Salah satunya agar anak menjadi qurrata a’yun.

Dalam konteks lahirnya anak, ungkapan rasa syukur adalah dengan bentuk menunaikan kesunnahan akikah bila mampu. Terkait hukum akikah, ada perbedaan pendapat diantara para ulama, secara ringkas sebagai berikut (mengutip kitab Tarbiyatu al-Awlad Fi al-Islam, Syaikh Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Dar al-Salam , 2013, hal 74):

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

  • Pendapat yang mengatakan disunnahkan dan tidak wajib. Ini menurut Imam malik, Ahlu al-Madinah, Imam Syafii dan sahibat-sahabatnya, Imam Ahmad, Imam Ishaq, Abu Tsaur dan sebagian besar ahli fiqh, ilmuan dan ijtihad;
  • Pendapat yang mengatakan aqiqah hukumnya wajib, yaitu Imam Hasan al-Bashri, Al-Laits Ibn Sa’ad;
  • Pendapat yang menolak disyariatkannya aqiqah. Mereka adalah ahli fikih Hanafiyah.”

Sebagai tambahan, masalah akikah dalam mazhab Hanafi ada ikhtilaf diantara ulama atau fuqaha Hanafiah, jadi tidak satu pendapat. Ada yang berpendapat hukumnya sunnah, mubah dan yang terakhir mansukh atau aqiqah sudah tidak disyariatkan. (lihat dalam kitab Syarah Mukhtashor at-Thohawiy, dan Shohih Ibn Hibban bitartib ibn Balban juz 1 di bahasan kitab al-Ath’imah, al-Asyrobah, al-Libas…). Tidak perlu heran dan hendaknya kita biasa saja menyikapi adanya perbedaan pendapat ini. Karena perbedaan pendapat diantara ulama bisa terjadi baik antar ulama mazhab maupun di antara ulama internal mazhab. Dan harus diakui, perbedaan pendapat ini justru menjadi salah satu penyumbang kekayaan khazanah intelektual Islam.

Dengan tidak menafikan dan dengan tetap ihtiram terhadap pendapat yang lain, dari tiga pendapat di atas yang merupakan pendapat umum di kalangan umat Islam adalah pendapat yang pertama. Dan Jika ingin merujuk tentang pendapat-pendapat tersebut di samping kitab yang saya kutip di atas, silahkan lihat kitab Ahkam al-Aqiqah fi al-Fiqh al-Islamiy karya Syaikh Said as-Siddawiy, dan al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu karya Syaikh Dr. Wahbah az-Zuhailiy jilid III.

Salah satu hikmah aqiqah adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah dan taqarrub kita kepada-Nya. Dan hal inilah yang kita ajarkan kepada anak kita melalui aqiqah disamping bentuk kepedulian kepada sesama dengan memberikan daging aqiqah kepada yang berhak. Artinya sejak dini, ajaran Islam sudah mengarahkan kita untuk mendidik anak kita pada dua dimensi kehidupan. Pertama, dimensi vertikal yaitu ketaatan dan taqarrub kepada Allah; dan kedua, dimensi horizontal yang berupa sikap peduli kepada sesama. Bila dua nilai ini mampu kita jaga dan kondisikan pada anak kita insyaa Allah, anak kita akan menjadi anak yang saleh secara individual; dan saleh secara sosial.

Bagaimana bila kita tidak mampu untuk melakukan aqiqah? Kita bisa menunjukkan rasa syukur dalam bentuk lain atas kehadiran anak kita seperti memberi tahu kepada saudara dan para sahabat agar mereka mendoakan anak kita dan ikut bergembira. Kelahiran anak merupakan hal yang membahagiakan dan hendaknya kita berbagi kebahagiaan ini kepada orang lain. Dalam al-Quran dikisahkan tentang kabar gembira kepada Nabi Zakaria saat memperoleh keturunan:

Page 1 of 2
12Next
Tags: Bersyukur Kepada AllahKeluargaKeluarga IslamKolomSyukur
Previous Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Next Post

Halal Tourism atau Moslem Friendly Tourism?

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Halal Tourism Atau Moslem Friendly Tourism?

Halal Tourism atau Moslem Friendly Tourism?

Dari Shallah Al-ummah Menuju Sa’adah Al-ummah

Dari Shallah al-Ummah Menuju Sa’adah al-Ummah

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.