يَا زَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
“Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.” (Q.S. Maryam: 7).
Bersyukur atas kelahiran anak, meski si anak belum mengerti, tapi sebagaimana hikmah azan dan iqomat, tentu aura positif dari ungkapan rasa syukur kita tersebut akan berpengaruh secara psikologis pada anak. Pada artikel yang ditulis oleh dr. Devia Irine Putri dengan judul “Tahapan Perkembangan Bahasa Sejak Bayi Hingga Usia 1 Tahun“, saya memperoleh informasi yang menarik terkait bagaimana bayi bisa menangkap kebahagiaan dan tindakan positif orang tuanya:
“Saat lahir, bayi juga mengenal suara orang tuanya terutama sang ibu. Mereka sudah mulai mendengarkan dan memperhatikan dengan baik kata-kata maupun kalimat serta mencari tahu makna dari ucapan Anda. Selain itu, bayi mampu menangkap sesuatu yang lebih rumit seperti kebahagiaan, kesedihan, cinta, perhatian, kecemasan, dan kemarahan……Setiap saat, bayi Anda menggunakan pancaindranya untuk menerima informasi baru tentang dunia di sekelilingnya. Bayi selalu mengamati emosi Anda. Mereka akan menanggapi nada suara Anda, senyum Anda, dan kenyamanan sentuhan ketika Anda memberinya makan. Seiring perkembangan motoriknya, bayi sudah dapat menanggapi bahasa Anda dengan cara berbeda. Bayi dapat tersenyum saat Anda mengajak mereka berbicara. Mereka juga akan diam karena merasa tenang saat Anda datang ketika mereka menangis.”
Dengan demikian ketika kita bahagia dan bersyukur atas kehadiran anak kita, ternyata anak kita mampu dengan cara mereka untuk menangkap kebahagiaan kita dan hal ini akan berpengarruh positif bagi perkembagan psikologis anak kita. Subhanallah !.
Untuk itulah sebagai ungkapan rasa syukur, hendaknya kita sering memperlihatkan kegembiraan, sering memperlihatkan hal-hal yang positif pada anak kita. in syaa Allah, hal ini akan berpengaruh positif pada anak kita sehingga nantinya dia akan memiliki pandangan hidup yang positif dan tumbuh dengan bahagia. Dan ketika dia bahagia paling tidak satu tahapan qurrata a’yun sudah ada pada kita meski anak kita masih balita. Alhamdulillah.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا