Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Populer
Kitab al Tawhîd

Kitab al Tawhîd

Kitab “al-Tawhîd alladzîy Huwa Haqq li Allâh ‘alâ al-‘Abîd” Karya Muhammad ibn Abdil Wahhab

Roland Gunawan by Roland Gunawan
26/11/2021
in Populer, Review Kitab, Tajuk Utama
19 1
0
19
SHARES
376
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Kerangka pemikiran Muhammad ibn Abdil Wahhab di dalam kitab ini berangkat dari pemahaman ketauhidan kepada Allah. Ia membagi tauhid menjadi tiga, yaitu: tawhîd al-ulûhîyyah, tawhîd al-rubûbîyyah, tawhîd al-asmâ` wa al-shifât. Tawhîd al-ulûhîyyah adalah tauhid untuk menetapkan bahwa sifat ketuhanan itu hanya milik Allah, dengan penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang dilahirkan dengan mengucapkan kalimat “Lâ Ilâha Illâllâh” (Tiada Tuhan selain Allah). Selain itu hanya berbakti kepada-Nya saja. Dengan kata lain, kepercayaan bahwa Tuhan yang menciptakan alam ini adalah Allah dan hanya berbakti kepada-Nya.

Sedangkan tawhîd al-rubûbîyyah adalah mentauhidkan Allah dengan amalan dan penyataan yang tegas bahwa Allah adalah Tuhan, Raja, Pencipta semua makhluk. Dan Allah-lah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. Meyakini tawhîd al-rubûbîyyah berarti meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah. Dia-lah yang memberikan rizki, yang mendatangkan badai dan hujan, yang menggerakan bintang-bintang, dll. Adapun tawhîd al-asmâ` wa al-shifât adalah mentauhidkan Allah dengan nama dan sifat yang ditetapkan-Nya bagi Zat-Nya serta menafikan nama dan sifat yang dinafikan-Nya dari Zat-Nya.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Menurut Muhammad ibn Abdil Wahhab, satu-satunya cara untuk menyelamatkan manusia dari kemusyrikan dan kegelapan adalah “memurnikan akidah” dengan kembali kepada al-Qur`an dan sunnah. Ia memandang bahwa tauhid telah dirasuki berbagai hal yang hampir menyamai syirik. Seperti mengunjungi makam para wali, mempersembahkan hadiah dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan keuntungan atau kesusahan. Seakan-akan Allah sama dengan penguasa dunia yang dapat didekati melalui para tokoh mereka.

Prinsip-prinsip pemurnian akidah Muhammad ibn Abdil Wahhab didasarkan pada ajaran Ibnu Taimiyah dan mazhab Hanbali, yaitu: (1). Ketuhanan Mahaesa yang mutlak; (2). Kembali kepada ajaran Islam sejati, seperti termaktub dalam al-Qur`an dan hadits; (3). Tidak dapat dipisahkannya kepercayaan dari tindakan, seperti shalat dan pemberian amal; (4). Percaya bahwa al-Qur`an itu bukan ciptaan manusia; (5). Kepercayaan terhadap al-Qur`an dan hadits; (6). Percaya akan takdir; (7). Mengutuk segala pandangan dan tindakan yang tidak benar.

Menurutnya, manusia bebas berpikir dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh al-Qur`an dan sunnah. Ia memerangi segala macam bentuk bid’ah dan mengarahkan agar orang beribadah dan berdoa hanya kepada Allah, bukan untuk para wali, ulama, atau kuburan. Jika akidah umat Muslim bersih seperti akidah para pandahulunya yang menjunjung tinggi kalimat “Lâ Ilâha Illâllâh” yang berarti tidak menganggap hal-hal lain sebagai Tuhan selain Allah, tidak takut mati, maka mereka pasti dapat meraih kembali kemuliaan dan kehormatan yang pernah diraih.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari kitab karya Muhammad ibn Abdil Wahhab ini. Kitab ini menjadi sangat populer karena dalam proses penyebaran ajarannya telah banyak memakan korban. Tak terhitung berapa jumlah umat Muslim yang telah dilenyapkan oleh para pengikut Wahabi, karena dianggap sebagai pelaku bid’ah yang halal darahnya; ribuan orang dari golongan sufi, golongan Asy’ariyah dan golongan Syi’ah yang disembelih. Tak terhitung pula jumlah umat Muslim yang lari meninggalkan Jazirah Arab demi menyelamatkan diri.[1]

Baca Juga: Karakteristik Wahabi-Salafi di Medsos yang Meresahkan


[1]           Syaikh Hasan Khadzik, salah seorang guru Madrasah Masri al-Gadidah al-Amiriyah, dalam risalah pendeknya yang bertajuk “Al-Maqâlât al-Wâfiyah fî al-Radd ‘alâ al-Firqah al-Najdîyyîn al-Wahhâbîyyah”, yang dianggap sebagai tulisan yang lezat oleh Syaikh Yusuf al-Dajuwi, salah satu anggota Hay’ah Kibar al-Ulama (Lembaga Persatuan Tokoh Ulama).

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Muhammad bin Abdul WahabReview KitabSalafi WahabiWahabisme
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 012

Next Post

Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Edisi September 2
Bulletin Islamina

Maulid dan Budaya Populer

20/09/2024
Next Post
Jihad dalam kitab Majmû Fatâwâ Karya Ibnu Taimiyah

Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

Jihad dalam Kitab Majmû Fatâwâ Karya Ibnu Taimiyah 2

Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (2)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.