Salah satu ujian bagi seorang hamba adalah saat penyakit hati menjangkiti. Penyakit ini bisa berbahaya jika dibiarkan berlarut-larut. Ibnu ‘Athaillah berkata, “Orang yang hatinya sakit tidak akan bisa mengenakan baju ketakwaan. Bila hatimu terbebas dari segala penyakit nafsu dan syahwat, kau dapat memikul beban takwa….”
Dari ungkapan yang disampaikan Ibnu ‘Athaillah bisa disimpulkan bahwa, penyakit hati bisa berupa nafsu dan syahwat. Mencintai dunia secara berlebihan sehingga melupakan kepentingan akhirat adalah bentuk nafsu yang lazim menjangkiti manusia. Penyakit ini sulit disembuhkan tanpa adanya kesadaran dari diri sendiri.
Pengarang kitab fenomenal Al-Hikam ini memberikan dua cara untuk mengobati hati yang sakit. Pertama, mempergunakan sesuatu yang bermanfaat dan memberi kemaslahatan, yaitu ketakwaan kepada Allah. Kedua, menghindari segala sesuatu yang membahayakan dan merusak diri kita, yaitu pengingkaran dan kemaksiatan.
Penyakit hati, sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Quran dalam Surat Al-Baqarah ayat 10 adalah keraguan. Sementara dalam Surah al-Ahzab dijelaskan, “Sehingga orang yang memiliki penyakit dalam hatinya memiliki keinginan (buruk).”
Dengan begitu, jelas sudah bahwa segala sesuatu yang selalu mengarah pada keburukan dan kemaksiatan adalah penyakit hati yang menjangkiti manusia. Sebagaimana pesan Ibnu ‘Athaillah, cara untuk menyembuhkan penyakit hati adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan dan merusak diri kita.
Ada banyak topik yang dibahas dalam kitab yang diterbitkan Dar al-Maktabi, Damaskus (2011) ini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan jiwa dibahas dengan begitu lengkap. Seperti bagaimana menghilangkan sifat dengki, menghindari segala tempat yang berbau maksiat, dan langkah-langkah untuk senantiasa bertobat atas dosa-dosa yang dilakukan di masa lalu.
Lewat kitab yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Tajul ‘Arus: Pelatihan Lengkap Mendidik Jiwa (2013) ini, Ibnu ‘Athaillah mengajak kita semua untuk sejenak merenungi berbagai makna kehidupan. Kitab ini hadir berbicara kepada jiwa, akal, dan ruh para pembaca. Petuah-petuah dalam kitab ini senantiasa menginspirasi pembaca untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.