Manusia merupakan salah satu makhluk Allah di antara jutaan makhluk-makhluk Allah yang lainnya. Dan dari banyaknya makhluk Allah itu, hanya manusia saja lah yang merupakan makhluk yang paling sempurna, bahkan kesempurnaannya melebihi kedudukan malaikat. Telah dijelaskan dalam berbagai macam pelajaran agama, bahwa kemuliaan dan kesempurnaan manusia disebabkan karena Allah menganugerahi akal kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya seperti jin dan malaikat. Fungsi dari dianugerahkannya akal ini adalah untuk membedakan mana hal-hal yang baik dan mana yang buruk, karena manusia memegang suatu “tugas” yang mulia dari Allah, yakni sebagai khalifah di muka bumi ini.
Jika ditelusuri lebih dalam dari sejarahnya, sempat menimbulkan sedikit “pertanyaan” dari para penghuni langit Ketika itu. Pertanyaan itu berkaitan dengan penciptaan manusia yang memang masih belum diketahui untuk apa diciptakannya manusia. Namun Allah bersabda bahwa penciptaan manusia (Adam) adalah untuk menjadikannya Khalifah diatas muka bumi ini. Sesuai yang difirmankan Allah dalam Q.S. Al Baqarah: 30 yang berbunyi :
وَإِذ قَالَ رَبُّكَ لِلمَلاَئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى الأَرضِ خَلِيفَة , قَالُوا أَتَجعَلُ فِيهَا مَن يُفسِدُ فِيهَا وَ يَسفِكُ الدِّمَاء وَ نَحنُ نُسَبِّحُ بِحَمدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ. قَالَ إنِّى أَعلَمُ مَا لاَ تَعلَمُون.
Artinya :
“Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Dari beberapa sumber yang menjelaskan tentang konsep penciptaan manusia, ada beberapa yang mengatakan bahwa yang dimaksud khalifah itu ialah Adam A.S yang akan diutus Allah untuk mengelola bumi. Dan Allah juga menganugerahkan “sesuatu” yang tidak diimiliki makhluk lain selain manusia. Sesuatu itu disebut dengan akal yang digunakan untuk berfikir tentang Langkah Langkah apa yang akan diambil dalam tugasnya di muka bumi sebgai seorang khalifah. Dengan adanya akal dan posisi nya sebagai seorang khalifah di bumi, maka itu semua menjadikan manusia sebagai makhluk Allah dengan derajat yang paling tinggi.
Namun di sisi lain, seiring bertambahnya populasi manusia di bumi ini, maka semakin beragam pula pola pikir dan tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Dengan memiliki akal, seorang manusia diharapkan mampu memiliki dua tujuan dalam hidupnya, yaitu jalan kebaikan dan jalan keburukan. Dan tentu dengan adanya akal pada setiap manusia, mereka dapat memilih jalan yang benar menurut ajaran agama, menurut firman Tuhan dan menurut sunnah-sunnah yang disampaikan para utusan Tuhan. Dalam Islam, setelah memiliki akal sebagai penentu jalan dalam kehidupan, Islam juga membekali pengikutnya dengan Al Quran dan As Sunnah sebagai pedoman hidup setiap pemeluknya. Dengan adanya kombinasi antara akal, dan pedoman hidup, manusia mampu menjalankan tugas awalnya yakni sebagai khalifah di atas muka bumi ini.
Khalifah, atau yang biasa kita fahami dengan utusan, tentu memiliki tugas-tugas yang berat, tidak hanya sebagai penjaga, namun juga sebagai pemelihara, pelindung, dan pengawas dari segala apa yang terjadi di wilayahnya. Seperti yang dikatakan dari awal, Allah ingin menciptakan manusia agar dijadikan khalifah, maka, jika sekarang manusia sudah tersebar ke seluruh penjuru bumi, dengan kata lain, setiap kepala di seluruh belahan dunia ini adalah seorang khalifah, setiap kepala adalah pemimpin (terutama seorang laki laki) yang mana ini semua nantinya akan dimintai pertanggungjawaban atas apa-apa yang telah dilakukan selama menjadi “khalifah”. Tidak ada seorangpun yang bisa menolak fitrahnya sebagai seorang “pemimpin”.