Perjalanan pembunuhan dan kejahatan gerakan Wahabiyah yang diatur sedemikian rupa menyebar luas ke seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya, bahkan sampai ke Yordania dalam pertempuran Zizya antara suku-suku Yordania dan kelompok Wahabiyah. Mereka menyerang Riyadh dan merampas harta para penduduknya. Mereka juga menyerang Thaif dalam sebuah aksi pembantaian sangat terkenal di dalam sejarah.
Perkawinan Ideologi Wahabi dan Ikhwanul Muslimin
Pemikiran Wahabiyah tumbuh dan berkembang hingga bertemu dengan gerakan Ikhwanul Muslimin pada tahun 1970-an dalam sebuah penyatuan antara pemikiran Islam politik Ikhwanul Muslimin dan gerakan Wahabiyah. Saat itu, salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin, Abdullah Azzam, yang dulunya pernah bekerja sebagai guru di Arab Saudi dan kemudian menjadi seorang ideolog terorisme paling terkenal di dunia, meminta salah seorang anggota kelompoknya pergi ke Afghanistan untuk membentuk “Qaidah Jihad Mutaqaddimah” (basis jihad lanjutan) yang di kemudian hari menjadi perisai militer bagi gerakan Ikhwanul Muslimin.
Dan yang paling mengejutkan adalah bahwa pemimpin organisasi Al-Qaeda saat ini, Aiman Al-Zhawahiri, ternyata adalah seorang dokter Ikhwanul Muslimin yang dikirim ke Afghanistan untuk merawat para jihadis yang terluka, bersama dengan banyak dokter lain, termasuk Abdul Mun’im Abul Futuh, mantan calon presiden Mesir.
Wajah Wahabiyah di Zaman Modern
Di zaman modern kejahatan Wahabiyah dimulai dengan munculnya Al-Qaeda dan gerakan Taliban. Penyebaran ideologi Wahabiyah terus berlangsung karena adanya dana besar-besaran dari Arab Saudi dan Qatar kepada channel-channel keagamaan yang menjadi mesin propaganda besar-besaran yang diarahkan untuk menolak kelompok-kelompok lain. Misalnya, ada channel-channel untuk menyerang aliran Syiah, channel-channel untuk menyerang kelompok sufi, dan channel-channel untuk menyerang agama Kristen.
Kejahatan yang tak terhitung jumlahnya muncul pada awal tahun 1990-an di Aljazair. Kelompok-kelompok ekstremis berpaham Wahabiyah membunuh banyak penduduk Aljazair, yang kemudian menyebar dalam bentuk aksi-aksi peledakan bom di seluruh dunia yang memotivasi para pendukung utama Al-Qaeda di Afghanistan dan pihak-pihak pemasok senjata untuk memperkuat aksi-aksi brutal mereka. Mereka meledakkan sejumlah kereta di Inggris dan Spanyol, sebelum dimulainya perang besar mereka di Irak yang setiap hari tenggelam dalam lautan darah.
Baca juga: Islam Melarang Terorisme, Apapun Alasannya
Pada awal krisis di Suriah, Al-Qaeda dan penganut ideologi Wahabiyah mengirimkan ribuan pengikutnya ke Suriah. Mereka menghabisi sekte-sekte dengan cara mengerikan: menyembelih, menguliti, memenggal kepala, dan membakar orang hidup-hidup hingga menjadi tengkorak dalam adegan menjijikkan yang menunjukkan tingkat kebrutalan mereka.
Pemikiran Wahabiyah
Sebagaimana ditetapkan oleh Muhammad ibn Abdil Wahab, yang menyerukan penyingkiran kelompok-kelompok lain yang dianggap menolak “agama yang benar”, harus dikriminalisasi secara internasional seperti nazisme dan fasisme beserta kelompok-kelompok politiknya. Inilah kampanye yang harus mulai dilakukan oleh komite-komite hak asasi manusia dan hukum dalam rangka mengajukan gugatan hukum internasional atas mereka. Pihak sponsor, pemberi dana, para pendukung baik tokoh agama maupun tokoh politik, harus diberi sanksi sebagai keharusan moral.
Kita tidak perlu ragu untuk mengatakan bahwa gerakan dan ideologi Wahabiyah bertentangan dengan kemanusiaan. Gerakan ini menyerukan genosida dan pembersihan etnis. Kita harus bekerja keras dan bersungguh-sungguh sampai meredupnya api kebencian biadab dan membabi buta yang diberangkat dari pernyataan Muhammad ibn Abdil Wahab di Najd, “Orang yang masuk ke dalam dakwah kami, maka ia memiliki apa yang kami miliki dan baginya hak apa yang menjadi hak bagi kami. Sedangkan orang yang tidak masuk bersama kami, maka ia kafir, darah dan hartanya halal.”
Dapatkan Bulletin Islamina terbaru dapat diakses melalui tautan berikut: