Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Kunci Signifikan Cegah Radikalisme Penguatan Literasi Digital Keluarga

Kunci Signifikan Cegah Radikalisme Penguatan Literasi Digital Keluarga

Kunci Signifikan Cegah Radikalisme: Penguatan Literasi Digital Keluarga

Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi by Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi
12/05/2022
in Kajian, Tajuk Utama
3 0
0
3
SHARES
54
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

“Sungguh, paham radikal sangat bertentangan dengan spirit perdamaian yang dibawa Islam. Lantas, strategi apa yang dapat dilakukan untuk membentengi diri dan keluarga dari paham radikal? Untuk menghadapi berbagai krisis kehidupan, termasuk mengatasi paham radikal, ketahanan keluarga memiliki peran yang sangat signifikan.”

Indonesia memang tengah memasuki fase darurat radikalisme. Berbagai paham radikal banyak tersebar melalui internet. Benih-benih radikalisme dikemas dalam bungkus agama sehingga banyak umat Islam yang tergiur oleh reward pahala, bahkan surga. Dengan strategi propaganda, kaum radikalis merekrut pemuda-pemudi Islam yang memiliki gairah keislaman sangat tinggi, namun masih lemah dalam aspek ilmu agama. Seiring pengaruh paham radikal yang diserap, mereka pun disetir oleh kaum radikal untuk menodai wajah Islam yang cinta damai.

Paham radikal tak hanya menyemai permusuhan dalam kemasan agama, tetapi juga meracuni mental anak bangsa. Pernah viral, berdengung larangan di dunia maya mengenai hormat pada bendera dari kaum radikal. Tidak berhenti pada titik itu, radikalis mengajak agar masyarakat apatis terhadap lagu kebangsaan. Ketika yang lain sedang menyanyikan lagu dengan penuh hikmat, kalangan radikal tak jarang diam. Dampaknya, banyak generasi muda yang termakan ajakan untuk membenci tanah airnya. Di sisi lain, para orang tua juga cemas bila anak-anaknya sampai terlibat dalam gerakan memusuhi negara.

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Paham radikal bak virus kognitif yang dapat menjangkiti siapa saja. Tanpa pertahanan ilmu agama yang berbasis Islam rahmatan lil ‘alamin, tentu akan banyak korban yang terperangkap dalam jaringan radikal. Mereka mengklaim tindakan merusak dan menghancurkan kedamaian sebagai suatu bentuk kebaikan. Sungguh, paham radikal sangat bertentangan dengan spirit perdamaian yang dibawa Islam. Lantas, strategi apa yang dapat dilakukan untuk membentengi diri dan keluarga dari paham radikal? Untuk menghadapi berbagai krisis kehidupan, termasuk mengatasi paham radikal, ketahanan keluarga memiliki peran yang sangat signifikan.

Kunci Pertama: Ketahanan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan inti bagi setiap orang untuk tumbuh. Apabila keluarga mengalami disfungsi, selalu diwarnai pertengkaran, prasangka negatif, dan hal senada lainnya, maka seseorang akan tumbuh tak sehat mental. Dan, kesempatan bertemu dengan orang-orang semacam ini dapat dimanfaatkan para penyebar paham radikal sebagai peluang emas untuk menebar teror dan kebencian. Pada poin inilah, keluarga perlu memberikan pengasuhan yang nyaman dan dapat merengkuh hati anak. Bekal pengasuhan bagi para orang tua sangat penting dalam rangka membangun ketahanan keluarga dan menghalau paham radikalisme yang merupakan benih patologi sosial.

Orang tua perlu berusaha sebagai sahabat bagi anak, mitra bagi anak, dan sosok yang memiliki figur otoritas. Pola asuh ramah anak sangat diperlukan dalam rangka menjadikan anak betah berada di dekat orang tua, dan patuh terhadap nasihat. Anak-anak yang dididik dengan kasih sayang, tentu akan merasa tak nyaman ketika didoktrin untuk melakukan tindakan radikal. Keluarga harus kuat dan tegar menghadapi pengaruh dari luar. Jangan sampai, paham radikal meracuni anak-anak sehingga anak bersikap radikal dan semakin ‘jauh’ dari ajaran agama. 

Page 1 of 2
12Next
Tags: Digital NativeKeluargaLiterasiLiterasi DigitalMedia RadikalRadikalradikalisme
Previous Post

Netizen Indonesia, dari Tak Beradab hingga Haram

Next Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 024

Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi

Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi

Peminat Kajian Psikologi Wanita

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
thumbnail bulletin jumat al wasathy edisi

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 024

Habib Husein Ja far Al Hadar

Jalin Silaturahmi untuk Urai Kebencian dan Intoleransi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.