Imam Baidhawi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa perintah untuk menunaikan amanat ditujukan untuk semua orang, baik berupa kewajiban, maupun hak orang lain, atau jabatanyang diemban, begitu juga perintah untuk berbuat adil tidak hanya untuk para pemimpin saja, walaupun mereka sebagai pemangku jabatan.
3 Penyebab Kehancuran Umat-umat Terdahulu
Sejarah kehidupan manusia terdahulu sangatlah berharga bagi generasi setelahnya baik berupa kejayaan, kesuksesan maupun hancurnya sebuah peradaban manusia disebabkan keangkuhan dan keserakahan para pemimpin yang dzalim kepada rakyatnya.
Syeh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nashoihul Ibad mengutip perkataan Imam Ibrahim An Nakhai:
إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ هَلَكَ قَبْلَكُمْ بِثَلَاثِ خِصَالٍ : بِفُضُوْلِ الْكَلَامِ وَفُضُوْلِ الطَّعَامِ وَ فُضُوْلِ الْمَنَامِ
Sesungguhnya hancurnya umat terdahulu sebelum kalian dikarenakan tiga hal: pertama, banyak bicara hal yang tak berguna. Kedua, mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Ketiga, Terlalu banyak tidur.
Dari pernyataan ini dapat dipahami bahwa penyebab kehancuran sebuah bangsa, porak-poranda tatanan masyarakat berawal dari individu- individu yang selalu bersikap berlebihan sampai melampaui batas kewajaran.
Pertama. Dampak banyak bicara tapi kurang kerja. Bila manusia merenung tentang dirinya sendiri maka ia akan mendapati bahwa Tuhan telah mengajarkan banyak kehidupan terutama tentang anggota badan, misalnya Allah menciptakan lisan manusia hanya satu dan telinga ada dua mengisyaratkan akan pentingnya selalu banyak mendengar daripada banyak komentar.
Pada dasarnya kesalahan terbesar yang dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu disebabkan lisan yang tak terkendali, mudah menyalahkan bahkan memfitnah orang lain yang tak bersalah sekaligus.
Kedua. Efek negatif perut terlalu kenyang sangat berbahaya. Perut manusia merupakan tempat bersarangnya berbagai macam penyakit karena makanan yang selalu dikonsumsi secara berlebihan akan membawa dampak buruk kesehatan seseorang.
Ketiga, terlalu banyak tidur melebihi waktunya, penyebabnya adalah terlalu banyak makan serta tak ada cita-cita tinggi atau keinginan yang ia harapkan, sehingga ia tak tahu target yang akan dicapai dan waktunya terbuang begitu saja.
Kehancuran umat terdahulu dikarenakan Hati mereka sangat keras karena selalu menyibukkan diri untuk mengomentari apapun bahkan yang kita tak ketahui ilmunya, sehingga waktu, tenaga, fikiran dihabiskan untuk hal yang tak ada manfaatnya, bahkan menghabiskan biaya untuk mendukung argument-argumennya.
Disamping itu konsumsi makanan yang berlebihan akan menjadikan seseorang kekenyangan yang berpengaruh kepada pola hidupnya terutama ingin selalu tidur atau bermalas-malasan yang menjadikan umurnya menjadi kurang produktif dan inovatif.