Dengan di masa modern ini budaya ta’awun masihlah dilestarikan, walaupun hanya sebagian atau segelintir orang saja yang berhati tulus dan baik yang benar-benar hanya mau menolong sesamanya. Miris sekali jika melihat banyak orang yang hanya tolong-menolong agar dikenal oleh publik dipuji oleh publik, artinya niat ini semata-mata bukanlah niat yang tulus untuk menolong dan tulus kepada Allah agar mendapat ridha-Nya, melainkan hanya dipandang baik oleh manusia.
Namun tidak semuanya begitu ada beberapa yang masih tulus dan ikhlas yang benar-benar hanya ingin mendapatkan ridha-Nya. Walaupun begitu tetaplah tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah, yang artinya orang yang memberi atau orang yang menolong itu lebih baik ketimbang orang yang meminta. Toh, di dalam Islam juga karena dikenalkan sejak dini mengenai filosofi kepemilikan. Bahwasannya sejatinya apapun yang dimiliki oleh manusia di dunia ini baik itu yang berbentuk fisik seperti materi jasmaninya Allah semata-mata hanya titipan Allah SWT.
Dengan titipan itu manusia diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat dengan menyadari bahwa apa yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata-mata budaya saling berbagi dan peduli dalam Islam ini begitu kuat. Bahkan dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang melengkapkan suatu kesusahan dunia dari seorang Muslim, maka Allah akan melengkapkan suatu kesusahan dirinya di akhirat kelak.
Bentuk budaya ta’awun yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. kini masih terus diterapkan kepada umatnya dari sesama muslim harus saling menolong dalam hal-hal yang kebaikan dan disertai dengan ketakwaan, karena dalam takwa ini Allah ikut menyertai. Walaupun perkembangan zaman telah maju tetap tolong menolong tetap dilestarikan, dengan berbagai cara dan berbagai hal yang dapat dilakukan untuk membantu sesamanya.
Walaupun ada beberapa oknum yang memanfaatkan teknologi sebagai kedok popularitas dengan tolong-menolong itu saja sudah baik karena sesungguhnya membuat hati orang lain bahagia adalah suatu kebaikan yang bagus. Daripada mengecewakan lebih baik membahagiakan. Sebenarnya jika seseorang ingin menolong terutama dari segi ekonomi misal, hendaknya apabila tangan kanan memberi maka lebih baiknya tangan kiri tidak mengetahui. Karena itu mencegah hal-hal yang mungkin akan menimbulkan sifat tercela lainnya.
Baca Juga: Berdoalah Agar Allah SWT Senantiasa Jaga Keutuhan NKRI di Bulan Ramadan