Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Melumpuhkan Teroris Berlebihan? Catatan Untuk Munarman Dan Refly Harun Tentang Penyerangan Mabes Polri

Melumpuhkan Teroris Berlebihan? Catatan Untuk Munarman Dan Refly Harun Tentang Penyerangan Mabes Polri

Melumpuhkan Teroris Berlebihan? Catatan untuk Munarman dan Refly Harun tentang Penyerangan Mabes Polri

Dr. H. Amir Mahmud, S.Sos, M.Ag. by Dr. H. Amir Mahmud, S.Sos, M.Ag.
05/04/2021
in Kolom, Tajuk Utama
4 0
0
4
SHARES
80
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Pasca penyerangan terhadap Markas Besar (Mabes) Polri yang dilakukan oleh pelaku yang masih belia berinisial ZA, banyak sekali bertaburan asumsi, hipotesis bahkan dalam kadar tertentu provokasi di tengah masyarakat. Opini mulai bertebaran dari rekayasa, settingan, konspirasi hingga pernyataan yang seolah ilmiah yang mengatakan ini bagian dari pelanggaran hak asasi manusia. 

Penyerangan itu memang tidak jauh waktunya dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar. Dua peristiwa teror ini kemudian dipecah seolah yang satu di Makassar memang persoalan terorisme dan peristiwa kedua hanyalah amatiran yang semestinya tidak ditembak mati karena tidak membahayakan. 

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Dalam tulisan ini saya ingin mengulas komentar dari dua aktivis kawakan, Munarman dan Refly Harun yang memang terkenal kritis dan vocal meskipun terkadang tidak mampu memberikan data hanya berbekal analisis.

Keduanya pada saat setelah kejadian melangsungkan wawancara dadakan yang mencoba membedah peristiwa penyerangan itu dengan berbagai asumsi. Bahkan saat itu belum jelas apakah penembak itu perempuan masih muda, janda atau bisa jadi laki-laki. Namun, atas nama kebebasan berpendapat keduanya ingin hadir memberikan opini yang berbeda atas tafsir kejadian tersebut. 

Baca juga: Apa Benar Al-Qur’an Menyeru Untuk Jadi Teroris?

Keduanya baik Munarman dan Refly Harun seolah memang berada dalam satu titik pernyataan yang sama “kenapa begitu mudah nyawa hilang di Republik ini”. Istilah miris, menyedihkan dan berduka dikeluarkan untuk meneguhkan keduanya sebagai pembela nyawa manusia. Sementara mereka juga lupa nyawa-nyawa para korban yang sangat mudah hilang karena aksi terorisme. 

Pernyataan tentang mudahnya nyawa hilang bagi pelaku teror di negeri ini, tentu saja harus berbanding dengan pernyataan mudahnya nyawa hilang karena kejadian terorisme. Bagaimana mungkin mereka tidak melihat aksi teror yang menghilangkan banyak nyawa dan tidak ada istilah “nyawa mudah hilang” ketika menanggapi korban terorisme. 

Pernyataan begitu mudahnya nyawa hilang untuk para teroris seakan melupakan mudahnya nyawa hilang karena kejadian terorisme. Pernyataan ini seolah memberikan ruang besar bagi teroris atau justifikasi atas tindakan pembunuhan mereka yang seolah korban aksinya bukan nyawa yang berharga. Termasuk nyawa aparat kemananan. 

Munarman dengan analisa yang tidak terlalu dibekali data cukup berasumsi bahwa ZA adalah pelaku amatiran. Berbekal dengan rekaman yang banyak beredar ia mengatakan bahwa ZA nampak kebingungan dan tidak menunjukkan tindakan teroris atau penembak professional. 

Apa yang salah dari pengamatan yang tendensius ini adalah fenomena hadirnya teroris belia dan amatiran yang hanya berbekal doktrin jihad dan syahid untuk melakukan aksinya. Kasus ZA bukan kali pertama seorang teroris nekat hanya berbekal doktrin ISIS untuk melakukan aksinya. 

Kita masih ingat dengan kejadian duo Siska yang nekat berangkat hanya bersenjata gunting ke Mako Brimob untuk membantu para napi terorisme dan ingin menyerang aparat kepolisian. Jika dibandingkan dengan ZA, duo Siska lebih amatiran dalam menyiapkan aksi tetapi mereka sangat percaya diri tanpa persiapan yang professional untuk menjalankan “tugas mulia” membebaskan para napi terorisme. 

Jika terjebak hanya melihat tayangan tanpa melihat fakta-fakta lain dari mudahnya anak muda terprovokasi dan terindoktrinasi paham kekerasan terorisme pasti berasumsi amatiran dan tidak layak ditembak mati. Bahkan mungkin lebih sadis itu rekayasa! 

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Tags: melumpuhkan terorismunarmanrefli harunterorTerorisme
Previous Post

Mengkaji Teologi Transformatif

Next Post

Infiltrasi Wahabisme di Indonesia | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 13

Dr. H. Amir Mahmud, S.Sos, M.Ag.

Dr. H. Amir Mahmud, S.Sos, M.Ag.

Alumni 1 Akademi Militer Afghanistan

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Infiltrasi Wahabisme Di Indonesia | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 13

Infiltrasi Wahabisme di Indonesia | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 13

11 Ketentuan Ibadah Ramadhan Dan Idul Fitri 1442 H

11 Ketentuan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.