Bulan Muharram dalam Islam dinyatakan memiliki banyak kelebihan sebagaimana bulan-bulan lainnya. Pada tanggal 10 bulan itu disebut sebagai hari ‘Asyura yang dalam sejarahnya pernah terjadi peristiwa-peristiwa penting diturunkannya karunia Allah.
Di antaranya: diterimanya taubat Nabi Adam, diselamatkannya Nabi Ibrahim dari siksaan raja Namrud, dikembalikannya nabi Yusuf kepada ayahnya, diselamatkannya nabi Nuh dari kapalnya, ditenggelamkannya Firaun dan bala tentaranya, serta beberapa keistimewaan lainnya.
Dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal meriwayatkan hadits yang menceritakan ketika Nabi Muhammad tiba di Madinah mendapati orang-orang Yahudi berpuasa di tanggal 10 bulan Muharram.
Kemudian beliau bertanya kepada mereka, dalam hal apa mereka berpuasa. Lalu mereka pun menjawab bahwa di hari itu, nabi Musa telah diselematkan dari Firaun dan bala tentaranya. Kemudian Rasul pun menjawab, “kami seharunya lebih dekat dengan Musa daripada kalian.”
Dari hadits itu kemudian Rasulullah mendawamkan puasa di setiap hari ‘Asyura dan Tasyu’a (tanggal 9 Muharram). Namun petistiwa-peristiwa penting yang terjadi bertepatan pada hari ‘Asyura juga terjadai di era Nabi Muhammad dan pasca Nabi Muhammad wafat. Yang paling terkenang ketika dua cucu Rasulullah syahid terbunuh oleh lawan politiknya pada tahun 61 Hijriah.
Di Indonesia, peristiwa-peristiwa tersebut diimplementasikan dengan cara yang unik, di antaranya dijadikan sebagai momen santunan anak yatim. Setiap tanggal 10 sudah lazim terselenggara acara-acara besar dalam rangka memberi santunan kepada anak yatim.
Secara normatif, landasan yang digunakan berdasarkan hadits yang mengatakan, “siapa saja yang mengusap kepala anak yatim pada tanggal 10 Muharram, maka Allah akan mengangkat derajat orang itu setiap satu rambut satu derajat.”