Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Memaknai Islam Indonesia

Memaknai Islam Indonesia

Memaknai Islam Indonesia

Ahmad Zainuri by Ahmad Zainuri
18/05/2022
in Gagasan, Populer, Tajuk Utama
6 1
0
7
SHARES
130
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ajid Thohir menjelaskan bahwa pemahaman yang salah dalam umat Islam Indonesia ialah ketika mereka berislam nya tidak menggunakan konteks keindonesiaan. Jadi, munculnya beberapa kelompok sparatis Islam ialah karena budaya dari tanah padang pasir dibawa masuk ke Indonesia yang sama sekali budaya itu berbeda dengan Indonesia. Sehingga yang terjadi pemahaman keras terhadap Islam, tidak inklusif, kurang luwes dan tidak adanya keharmonisan dalam menerima perbedaan. Sehingga yang terjadi hanyalah hujah dalil kebencian, mana yang benar dan mana yang salah.

Abdurrahman Wahid kalau menjelaskan Islam itu gampang ajarkan agama itu dengan bahasa mu. Artinya Islam itu bukan Arabisme atau hanya milik tanah Arab, melainkan membentang jauh melintas batas hingga ke penjuru dunia. Kemudian Gus Dur melanjutkan bahwa orang yang banyak dalil untuk menjelaskan agama Islam ialah mereka yang tidak mampu bagaimana menyampaikan Islam dengan bahasanya sendiri, bahasa yang mudah dipahami, bukan yang mempersulit.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Terpetakkannya umat Islam dengan munculnya kelompok-kelompok Islam sparatis, ini mengancam demokrasi dan persatuan Indonesia. Kelompok Islam seperti ini, mereka secara berislamnya sudah pada tahap yang mumpuni. Mungkin, karena semangat berislam, tidak terbarengi dengan melihat realitas keislaman di lokal, maka hanya gebrakan-gebrakan sparatis radikal lah yang digaungkan. Ceramah dengan dalih sebagai menyuarakan Islam yang indah, namun, kadangkala terselubung niat lain tentang saling membenturkan antarumat Islam lainnya. sehingga banyak kemudian berdiri kelompok-kelompok Islam jihadis yang tujuannya bom sana sini—ini kelompok memperjuangkan khilafah dengan cara fisik. Berdirinya lembaga-lembaga di wilayah kampus umum, membentuk daulat perpolitikkan, yang sehingga mereka memforum dan mendirikan sebuah gerakan politik bahkan muncul hingga menjadi gerakan nasional—ini kelompok yang memperjuangkan khilafah dengan aliansi lembaga, politik. Yang kemudian muncul kelompok Islam-fundamentalis.

Yang tergabung dalam kelompok ini ialah  mereka tidak memahami konsepsi berislam yang bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap negara, mengakui dan menghargai umat agama lain dan kelompok Islam lain. Sehingga kemudian perlu untuk memahami perjuangan sejarah berdirinya negara Indonesia ini. Bagaimana cara berislam mereka dengan indah, berbeda partai, golongan, mazhab, bukan halangan dan rintangan dalam membangun hidup rukun satu wadah, meski beda warna. Bukan kemudian ingin hidup semena-mena, ingin mendirikan sistem pemerintahan yang tidak relevan dengan kondisi negara. Itu sebenarnya tidak menunjukkan ruh-ruh keislaman yang indah dan harmonis dalam merepresentasikan Islam dalam sehari-hari.

Dalam hemat penulis, jadilah Muslim yang Indonesiais, jangan karena Islam dari Arab kita sebagai bangsa Indonesia meniru-niru budaya Arab, baik berbusana, cara bicara, dan kebudayaan lainnya. Bukan juga menjadi kelompok-kelompok Islam yang terpetakkan dengan adanya strukturalitas. Penyudutan dan pelabelan tersebut akan berdampak pada sebuah sepak terjang sebagai Muslim yang tidak mendapatkan tempat sebagai penyebar Islam yang indah. Namun, jadilah Muslim Indonesia, dengan mengakui akan sebuah keragaman, mengakui keberadaan, dan mengakui akan realitas multikulturalitas masyarakat yang memang heterogen ini.

Hidup dengan penuh keberagaman ini harus bisa disiasati layaknya konsensus perdamaian pertama yakni Piagam Madinah. Jangan jadi Muslim karena Arab, India, dan lainnya, jadilah Muslim Indonesia. Juga jangan karena adanya kelompok-kelompok Islam, bingung dalam menentukan identitas kekelompokkan kita, jangan. Tapi, jadilah Islam Indonesia yang memang dengan konteks keindonesiaan, bukan karena batasan-batasan kelompok keislaman. Bukan juga karena terpetakkan karena suku, etnis, budaya yang sehingga membuat cara berislam kita pun terbatas, jangan. Akhirnya, bahwa hadirnya Islam di Indonesia harus bisa menjalankan hidup dalam kebersamaan, kedamaian, jangan mencari perbedaan tapi carilah persamaan akan makna keindahan.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Arabgus durislam indonesiaIslam SeparatisJihadisMuhammadiyahMuslimMuslim IndonesiaNahdhatul Ulamaperdamaian
Previous Post

Raga dan Doa

Next Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 025

Ahmad Zainuri

Ahmad Zainuri

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
bulletin jumat al wasathy

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 025

Transformasi Zakat Perspektif KH Maimoen Zubair

Transformasi Zakat Perspektif KH. Maimoen Zubair

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.