Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Membaca Potensi Penyebaran Radikalisme Di Masa Pandemi

Membaca Potensi Penyebaran Radikalisme Di Masa Pandemi

Membaca Potensi Penyebaran Radikalisme di Masa Pandemi

Hatim Gazali by Hatim Gazali
09/06/2020
in Gagasan, Tajuk Utama
4 1
0
5
SHARES
92
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Laporan We Are Sosial menyebutkan bahwa pada Januari 2020 ada 175,4 juta (64%) dari total populasi yang berjumlah 272,1 juta yang memiliki akses terhadap internet. Dari data itu, ada 160 juta pengguna media sosial. Mereka rata-rata menghabiskan waktu selama 6 jam 43 menit setiap harinya untuk mengakses internet, yang sepertiganya (2 jam 24 menit, setara dengan 3 SKS mata kuliah) digunakan untuk mengakses media sosial. 

Dan sejumah kajian telah menunjukkan bahwa internet merupakan media efektif yang berpengaruh signifikan terhadap penyebaran radikalisme dan intoleransi (Ghifari, 2017). Bahkan, indoktrinasi radikalisme juga dapat ditempuh melalui jalur internet. Artikel “Jihad Trending: A Comprehensive Analysis of Online Extremism and how to counter it” Ghaffar Hussain dan Erin Marie Saltman (2014) menulis “the majority of radicalized individuals come into contact with extremists’ ideology through offline socialization prior to being further indoctrinated online”. 

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Dan kita tahu, bahwa siswa dan mahasiswa Indonesia tak sepenuhnya aman dari virus intoleransi dan radikalisme ini. Survey PPIM dan Convey tahun 2017 menemukan bahwa siswa/mahasiswa cenderung memiliki pandangan keagamaan yang intoleran. Dengan menggunakan 3 kategori, survey ini menemukan bahwa pandangan keagamaan siswa yang paling intoleran terdapat pada opini radikal (58.5%) disusul opini intoleransi internal (51.1%) dan opini intoleransi eksternal (34.3%).

Dengan demikian, tingginya akses terhadap internet selama masa covid 19 ini memberikan potensi yang sangat kuat akan terjadinya penyebaran intoleransi dan radikalisme melalui jalur internet. Semakin mengkhawatirkan karena media sosial kita masih dipenuhi dengan paham-paham yang mendorong pandangan intoleran dan radikal.  

Kedua, selama masa covid 19 ini interaksi langsung guru/dosen yang maha/siswa berkurang drastis, karena digantikan dengan interaksi online. Apa dampaknya? Tentunya, kontrol dan pengawasan sekolah/kampus dan guru/dosen terhadap maha/siswanya berkurang sangat drastis. Fungsi Guru/dosen sebagai tempat bertanya dan konfirmasi pun akan berkurang. Maha/siswa cenderung akan berselancar sendiri melalui media sosial yang diaksesnya untuk mendapatkan jawaban atas kegalauan dan pertanyaan yang dihadapinya. 

Kondisi ini semakin menggerus peran guru/dosen sebagai pihak yang memiliki otoritas di bidang agama. Bagaimana bisa dapat bertanya dan mengajukan kebingungan kepada dosen/guru, jarak antar keduanya makin merenggang. 

Ketiga, para militant teroris seperti ISIS akan menjadikan pandemi covid 19 ini sebagai momentum untuk melakukan perekrutan, karena negara dalam posisi lemah baik secara ekonomi dan politik. Fokus pemerintah selama covid 19 ini habis terkuras untuk menangani dampak kesehatan dan ekonomi. Di situasi ini, perekrutan bisa dijalankan secara serentak; melalui jalur online dan offline. 

Lalu lintas orang di dunia maya selama covid 19 ini begitu ramai, sehingga dengan memanfaatkan kerumunan pengguna internet, gagasan-gagasan radikalisme dapat disebar secara masif. Pemerintah memang telah mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menjadikan ruang gerak seseorang (hanya) terbatas. Akibatnya, “stay at home” merupakan kesempatan untuk melakukan indoktrinasi calon-calon teroris di rumah-rumah yang telah ditentukan. 

***

Lalu, apa yang bisa kita dilakukan menghadapi situasi ini? Tunggu kelanjutan tulisan ini. 

Page 2 of 2
Prev12
Tags: COVID-19dosengurumahasiswapendidikperguruan tinggipotensiradikalismesekolahsiswa
Previous Post

Ikhwanusshofa Society: Komunitas Dzikir di Kota Metropolitan Jakarta

Next Post

Etika Beragama yang Baik Menurut Hasan Al Basri

Hatim Gazali

Hatim Gazali

Pemimpin Redaksi Islamina.id | Dosen Universitas Sampoerna | Ketua PERSADA NUSANTARA | Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Etika Beragama Yang Baik Menurut Hasan Al Basri

Etika Beragama yang Baik Menurut Hasan Al Basri

Pelajaran Agama Islam, Untuk Apa?

Pelajaran Agama Islam, Untuk Apa?

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.