Pengertian Khalifah secara Istilah
Secara istilah, ar-Raghib al-Asfahani memberikan keterangan terkait dengan makna menggantikan. Menurutnya, menggantikan dalam konteks khalifah berarti melaksanakan sesuatu atas nama yang digantikan, baik bersama yang digantikan maupun dengan yang sesudahnya. Terkait dengan tugas utamanya, para mufasir seperti al-Alusi, al-Qurtuhubi, dan Al-Maraghi memberikan ulasan terhadap konteks khalifah Nabi Adam dalam surah Al-Baqarah ayat 30 adalah sebagai pemimpin untuk memakmurkan bumi.
Definisi tersebut juga bisa disamakan dengan beragam makna khalifah yang ada di dalam Al-Qur’an. Paling tidak ada tiga makna utama. Pertama, khalifah sebagai Nabi, seperti terdapat dalam surah Sad ayat 26. Kedua, khalifah sebagai pengganti yang telah lampau, seperti yang terdapat di dalam surah al-Baqarah 30. Ketiga, khalifah sebagai penghuni, seperti yang terdapat di dalam surah Al-A’raf ayat 129.
Pengertian Khalifah dalam Kitab Klasik
Dalam kitab-kitab berbahasa Arab, kata khalifah digunakan dalam pembahasan tentang kepemimpinan. Misalnya, dalam kitab Al-Ahkam as-Sulthaniyyah, karya Al-Mawardi, kata khalifah identik merujuk pada kepemimpinan para sahabat dan digunakan untuk mendukung wajibnya mengangkat pemimpin yang disebut dengan khilafah, (Al-Mawardi, 8-12). Padahal, dalam kitab-kitab sejarah seperti Tarikh at-Thabari, kata khalifah hanya merujuk pada empat sahabat pengganti Nabi. Sedangkan khalifah dalam konteks khilafah, hanya digunakan untuk menyebut sistem pemerintahan pada masa lampau.