(كان خلقه القران (رواه احمد
Artinya: Akhlak Nabi Muhammad adalah Al Qur’an. (HR. Ahmad).
Abu Said merupakan salah satu sahabat nabi yang mengamini ungkapan Sayyidah ‘Aisyah. Bagi Abu Said Nabi Muhammad tak ubahnya sebagai sosok yang mencerminkan akhlak terpuji, tidak membedakan antara golongan, suku, kedudukan, kaya atau miskin. Sehingga moral yang dicontohkan Rasulullah merupakan warisan terbesar untuk mendidik moral umat.
Allah mengabadikan akhlaknya Rasulullah
وَ اِنَّكَ لَعَلَی خُلُقٍ عَظِيْم
Artinya: Sungguh engkau wahai Muhammad ada pada akhlaq yang mulia
Ketiga. Kehidupan dan ucapan sahabat
Kehidupan para sahabat menjadi suri tauladan umat manusia setelah kepergian beliau nabi Muhammad Saw. mereka banyak diwarnai cobaan. namun cobaan ini mereka hadapi dengan penuh ketabahan. Begitu tabahnya para sahabat dalam menjalani kehidupannya yang serba pas-pasan sehingga Allah melalui nabiNya memuji sahabatnya dalam Al Qur’an
وَالسَّابِقُوْنَ الْأَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ الْاَنْصَارِ وَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ رَضِيَ ﷲُ عَنْهُمْ وَ رَضُوْا عَنْهُ وَ اَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا اَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Orang-orang terdahulu lagi pertama-tama masuk islam dari golongan muhajirin dan anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridlo kepada mereka dan merekapun ridlo kepada Allah dan Allah menyediakan kepada mereka surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya selama-lamanya. Mereka kekal didalamnya itulah kemenangan besar.
Kesderhanaan yang telah dilakukan para sahabat tidak jauh berbeda dengan kehidupan para sahabat nabi lainnya. Oleh karena itu nabi sangat mencintai sahabatnya dengan cara mendorong dan memberi motivasi kepada manusia untuk selalu menghormati mereka karena kesederhanaannya. Sebagaimana sabda nabi :
(اَصْحَابِيْ كَالنُّجُوْمِ بِأَيِّهِمْ اِقْتَدَيْتُمْ اِهْتَدَيْتُمْ (رواه ابن ماجه
Artinya: Sahabatku seperti halnya bintang. Siapapun yang engkau ikuti maka dirimu akan mendapatkan petunjuk kebenaran.(HR. Ibnu Majah)
Dari sedikit contoh diatas sudah cukup jelas alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada keraguan lagi tentang sumber tasawuf. Tasawuf digali dari Al Qur’an yang dikembangkan berdasarkan kehidupan nabi dan para sahabatnya.