Kezuhudan Gus Miek terlihat semenjak ia kecil. Ia jarang Makan di rumah. Bila ia makan di rumah, saat saudara-saudaranya menanyakan menu makanannya, dia lebih banyak diam menunggu, dan menerima apapun menunya. Selain itu ia lebih suka tidur di halaman masjid. Jika ia ada di rumah maka ia tidak tidur; ada saja yang dilakukannya (Abad, 2007:12)
Karamah Gus Miek terlihat sejak ia kecil. Ketika ia ditugaskan memetik kelapa untuk dijual. Lalu ia berangkat ke kebun kelapa. Karena perawakannya yang kecil dan masih belia, ia belum bisa memanjat pohon kelapa. Pada akhirnya Gus Miek terbang dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mengambil kelapa (Abad, 2007: 258)
Baca juga: Imran Bin Hushain Selalu Mendapatkan Salam dari Malaikat
Karomah lainnya ketika suatu kali Gus Miek pernah mengajak beberapa peminum kelas berat ke warungnya untuk berlomba minum alkohol. Gus Miek minta disediakan beberapa krat minuman. Para pemabuk itu menyerah, Gus Miek masih dengan santainya menikmati botol minumannya. Setelah Gus Miek dan rombongannya itu pergi, pemilik warung itu memberesi botol-botol yang berserakan di meja. Kebetulan, pemilik warung itu menemukan botol minuman Gus Miek masih ada isinya. Karena penasaran, pemilik warung itu mencoba mencicipinya. Ternyata, minuman itu telah berubah rasa menjadi seperti air putih (Abad, 2007: 274)
[1] Hadis Riwayat Mua’wiyah bin Abu Sufyan dari Jumayd bin Abdurrahman bin Auf dari Ibn Syihab. Status hadis marfu’ di dalam kitab Shohih Muslim no hadis 1728