Sebagai langkah strategis untuk upaya terciptanya kalangan milenial yang berpotensi. Serta, revitalisasi pemahaman moderasi beragama yang interpersonal (inklusif). Perlu dilakukan pendekatan secara metodologis dan tersistem. Yakni diantaranya, memasukan muatan moderasi beragama dalam kurikulum pendidikan, mengembangkan wawasan multikultural dan multireligius di kalangan masyarakat (pendekatan bottom-up), mengintensifkan dialog antar umat beragama berbasis komunitas (community-based), dan melibatkan seluruh masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan sosial-ekonomi lintas budaya dan agama khususnya di kalangan generasi muda/millenial.
Upaya tersebut dilakukan, sebagai penguatan akar pohon (Tree Root Power) terhadap pemahaman moderasi beragama di kalangan milenial. Konsep Ukhuwah Wathaniyyah akan membangun bangsa yang bersahabat dan peduli terhadap sesama. Menjadikan kalangam milenial meyakini kepemilikannya akan Bangsa Indonesia pun terbangun. Menciptakan persaudaraan satu sama lain. Hal ini yang harus dimiliki oleh sebagian masyarakat untuk menciptakan perdamaian Bangsa. Konsep Pendekatan Manhaj al-fikr wal-ijtima’iyyah (kerangka pemikiran kemasyarakatan) yang diusung oleh Nahdhatul Ulama (NU), memiliki keterikatan penting terhadap edukasi dan doktrinasi kepada kalangan milenial. Terutama, menciptakan persaudaraan (Ukhuwah) agar peran penting mereka dalam menciptakan informasi digital dapat dimanfaatkan dengan baik. Konsep Ukhuwah diterapkan kepada kaum milenial dapat dilakukan melalui 3 pembagian, diantaranya, pendekatan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat muslim); Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air); dan Ukhuwah Basyariyah atau Ukhuwah Insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia) (Ahmad Baso, 2006).
Inovasi Keberagaman Berbasis Digital
Penerapan edukasi keberagaman dilakukan sebagai penguatan persatuan. Apalagi, implikasi tersebut memberikan dampak positif terhadap informasi jejaring siber. Tak heran, kaum milenial memahami medan gerak siber dikarenakan mereka sangat bersentuhan erat terhadap perkembangan teknologi. Ditambah lagi, King of the World of Siber masih disematkan sebagai bukti milenial memumpuni sarana informasi digital. Sehingga, tepat mempercayakan kaum milenial sebagai generasi Golden Moment 2022.
Inovasi keberagaman berbasis digital diantaranya, sekolahkeberagaman.com. Merupakan edukasi dengan menggunakan teknik Sharing And Focus Group Discussion (FGD) berbasis siber, sebagai peran andil mencerahkan serta mempererat kembali kaum milenial. Hal tersebut sebagai kompas utama milenial dan mengurangi resiko ujaran kebencian di jejaring sosial. Sekolahkeberagaman.com membuka peluang untuk bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan daring maupun luring . Bentuk Kerjasama dapat berupa pelaksanaan kegiatan bersama seperti seminar, diskusi, ataupun workshop. Tindak lanjut mentoring pun dilakukan mengenai perancangan program yang berkaitan dengan toleransi.
Media siber tersebut, merupakan inisiasi kepada Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda bekerjasama dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai penggerak kalangan muda berpartisipasi dan juga andil terhadap pencerdasan publik kepada masyarakat maupun warga netizen.
Baca Juga: Seruan Islam untuk Berdialog