Rabu, Agustus 10, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
NU dan Muhammadiyah Pengawal Empat Pilar Kebangsaan

NU dan Muhammadiyah Pengawal Empat Pilar Kebangsaan

NU dan Muhammadiyah Pengawal Empat Pilar Kebangsaan

Nusul Akbar by Nusul Akbar
18/04/2022
in Kolom, Populer, Tajuk Utama
3 0
0
3
SHARES
56
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

NU dan Muhammadiyah, keduanya dipandang sebagai sepasang sayap yang akan mengawal dan membawa bangsa ini terbang menuju kehidupan masyarakat yang di idam-idamkan ditengah-tengah kontestan variatif konfigurasi Islam di Indonesia. 

Akhir-akhir ini telah tampak sekali tragedi percaturan sekaligus pertarungan dalam  wacana dan aksi Islam Indonesia. Perkembangan wacana keislaman sejak 1970-an hingga  sekarang terus terjadi dan menemukan puncaknya. 

Berawal dari kondisi sosial Indonesia yang majemuk, muncullah beragam varian  konfigurasi Islam yang mengatasnamakan diri dan berusaha membawa perubahan terhadap  negara ini dengan jargon yang mereka kehendaki. Namun di satu sisi terdapat dua organisasi  besar yang siap mengawal tanah air tercinta dengan empat pilar nya. Pancasila, NKRI, UUD  1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.  

BacaJuga

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

Nahdlatul ulama (NU), merupakan satu dari dua organisasi keagamaan terbesar di  Indonesia itu, didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926 M) di Surabaya tujuan  didirikannya adalah berlakunya ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan menganut  salah satu mazhab empat. Organisasi keagamaan yang secara konstitusional membela dan  mempertahankan Aswaja, dengan disertai batasan yang fleksibel sebagai organisasi sosial  keagamaan (Jam’iyah Diniyah wal Ijtima’iyah). Sama halnya dengan Muhammadiyah,  organisasi ini tidak jauh berbeda dalam hal filsafat maupun dasar teologi nya hanya saja lebih  bersifat modern dan Pembaharuan. 

Keduanya dipandang sebagai sepasang sayap yang akan mengawal dan membawa bangsa ini terbang menuju kehidupan masyarakat yang di idam-idamkan ditengah-tengah kontestan variatif konfigurasi Islam di Indonesia. 

Banyaknya aliran, faham, dan gerakan Islam yang terus bermunculan di Indonesia  merupakan respon masyarakat dari keanekaragaman budaya, ras, suku, etnis, agama, dan  golongan yang ada di Indonesia. Pada tingkat tertentu keanekaragaman tersebut bahkan telah  menimbulkan ketegangan-ketegangan serta kekerasan yang mengatasnamakan agama atau  mungkin klaim “takfir” terhadap kelompok yang berbeda dengan dirinya. 

Seorang ahli hukum Islam kontemporer asal University of California, LA, Allah Khaleed  Abou ef-Fadhl, penulis buku Speaking ain the God’s Name, ketika berada di Indonesia pada  tahun 2011, menyatakan bahwa pemahaman keagamaan yang otoriter disebabkan karena adanya klaim otoritatif atas teks agama sehingga orang lain yang berbeda pendapat dianggap  sebagai orang yang sesat, perlu dibasmi, dan diimankan kembali. Padahal pemahaman seperti  ini sebenarnya merupakan sebuah pemahaman yang sangat dangkal produktif dan membonsai  agama. Agama menjadi sekadar legitimasi kekerasan karena ketakutannya akan kehilangan  otoritas dan Kharisma keagamaan. 

Bahkan akhir-akhir ini muncul kelompok ekstremis yang mencoba merebut bangsa  ini dengan ideologi nya. Mereka dengan serta merta ingin mengganti Ideologi Pancasila dengan  ideologi nya serta menjadikan Indonesia sebagai negara Islam yang harus sesuai dengan asal  mula agama tersebut. Memang hal ini tampak aneh mereka adalah pendatang baru bukan  seperti halnya NU dan Muhammadiyah yang memang dari awal mempunyai peran besar dalam  kemerdekaan bangsa ini.

Baca Juga: Keragaman dan Daya Hidup NU 

Melihat fenomena tersebut NU dan Muhammadiyah yang merupakan dua  organisasi Islam terbesar di Indonesia sangat dibutuhkan bangsa untuk mengawal perjalanan  masyarakatnya. Dua organisasi Islam tersebut merupakan organisasi yang telah terbukti  eksistensinya di Indonesia, dengan sikap toleran yang diusung saat menerima kemajemukan  yang terjadi di Indonesia, mereka menjadikan bangsa ini rukun dan tentram. Selain itu dengan  tetap menjaga empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan  NKRI selayaknya mereka mampu mewujudkan kenyamanan dan stabilitas bangsa di atas  kemajemukan yang terjadi dalam masyarakat. 

Terjadinya pertarungan dalam wacana dan aksi Islam Indonesia telah nampak sekali  pada akhir-akhir ini. Perkembangan wacana keislaman sejak 1970-an hingga sekarang terus  terjadi dan menemukan puncaknya. Sejak isu Sekularisasi Islamnya Islam nya Nurcholis Majid, Pribumisasi Islam yang dikemukakan Abdurrahman Wahid pada tahun 1980-an,  Rasionalisasi Islam yang dilayangkan Harun Nasution, Transformasi Islam yang digagas  Moeslim Abdurrahman juga pada tahun 1980-an, hingga Islam Inklusif-Pluralis yang digagas  kelompok Paramadina pada tahun 1990-an. hingga kini terus berjalan gagasan keIslaman yang  tiada henti. Sejak reformasi digulirkan 1998 muncul berbagai gerakan keagamaan kontemporer  yang memiliki afiliasi dengan gerakan keagamaan-keagamaan lama. Mereka muncul ke  permukaan dengan membawa misi tujuan dan model gerakannya masing-masing. 

Seperti yang telah diungkapkan di awal, abad ke-21 ini Indonesia mengalami  polarisasi Islam, puritan dan moderat. Dari kedua polarisasi tersebut penulis mengutip pendapat Zuly Qodir yang melakukan penekanan kembali tentang fenomena Islam yang  tengah terjadi di Indonesia sebagai berikut: 

  1. Reforming Islam (Reformasi Islam). Pembaruan pemikiran Islam Indonesia yang  ditandai dengan akal sebagai salah satu jalan penerjemahan Islam. Islam dilihat sebagai  sesuatu yang aktual dan dinamis karena nya perubahan pemikiran Islam mesti  dilakukan terus menerus. Pekerja reformasi Islam dilakukan oleh tokoh-tokoh  intelektual Muslim seperti Nurcholis Majid dkk. 
  2. Retraditionalizing Islam atau populer dengan sebutan Islam pribumi yang dikemukakan  oleh Abdurrahman Wahid. Dalam pandangan kelompok Islam ini, budaya sebenarnya  tidak sepenuhnya memberikan warna yang jelek atas agama Islam di Indonesia. Sebab  seperti dakwah para wali juga menggunakan jalan budaya. 
  3. Politizing Islam (Politisasi Islam). Kelompok Islam ini merupakan kelompok islam  yang memiliki ideologi pragmatis yakni kekuasaan politik sebagai tujuan akhirnya.
  4. Bouergeusing Islam (Borjuasi Islam). Lazim disebut sebagai semacam eskapisme Islam dalam bentuk Sufisme perkataan. Seperti dalam kegiatan-kegiatan Zikir bersama  ustadz-ustadz musiman yang sedang sangat kondang.
  5. Progressive muslim. Kelompok Islam ini merupakan kelompok Islam yang memiliki  komitmen kuat pada perubahan sosial masyarakat secara mendasar seperti melakukan  aktivitas sosial kemasyarakatan dalam kerangka Transformasi masyarakat. Masalah – masalah kemanusiaan menjadi titik tolak gerakan kelompok ini. 
  6. Moderat Islam (Islam toleran). Kelompok ini sebenarnya di Indonesia merupakan  kelompok dominan, tetapi oleh kelompok radikal sering dikatakan sebagai kelompok  “Islam banci” sebab tidak memiliki ketegasan tatkala berhadapan dengan orang yang  beragama lain. Kelompok Islam toleran ini biasa di rujukan kepada dua pengikut  organisasi Islam terbesar di Indonesia NU dan Muhammadiyah. 
  7. Radical Islam (Islam militan). Serba litterlijk dalam memahami kitab Suci atau Wahyu  Tuhan, sehingga mengharamkan hermeneutic, pluralisme, dan sekularisme Islam. Islam  adalah agama yang sudah sempurna maka tidak perlu ditafsirkan macam-macam  tinggal diyakini dan kemudian melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi segala  larangan nya. 

Sejak tahun 1970-an puluhan gerakan pemikiran Islam telah muncul dan marak di tanah air dengan varian nya masing-masing. Pijakan mereka adalah merumuskan kembali  Islam agar sesuai dengan kondisi riil masyarakatnya, sehingga islam mampu menjawab atau merespon masalah keumatan yang muncul. Secara garis besar, gerakan pemikiran keislaman  tersebut terbagi menjadi 2 varian yaitu puritan dan moderat. Indonesia sebagai negara yang  Multikultur, multi-agama maka Islam yang toleran lah yang seharusnya menjadi ciri khas  utamanya, sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh dua ormas mainstream di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah 

Orang boleh saja memiliki interpretasi yang beraneka dan merugikan tentang visi dan misi historis motivasi lahirnya dua organisasi ini, tetapi perlu diingat bahwa dua organisasi  ini telah berkiprah hampir satu abad di Indonesia yang hasilnya bisa dilihat sampai saat ini.  Hampir tidak bisa ditemukan di belahan dunia Islam lain, organisasi Islam yang bisa bertahan  dan berkembang demikian mengesankan selama satu abad. Kolaborasi NU – Muhammadiyah di  abad 21 ini bukanlah impian jika dilandasi dengan hubungan empati; satu Aswaja dan satu umat dengan berbagai permasalahan nya. Oleh karena itu, tepatlah kiranya bila kita menyimpulkan bahwa ormas Islam yang ber-“hak” berkembang, sebagai teladan yang layak  mendapatkan tempat di Indonesia adalah NU dan Muhammadiyah dengan jargon Islam tolerannya.

Baca Juga: Kesuksesan Muhammadiyah yang Perlu Ditiru oleh NU

Tags: 4 Pilar KebangsaanIslam ModeratIslam ToleranModeratMuhammadiyahNahdhatul Ulamanahdlatul ulamatoleransi
Previous Post

Menitik Berat Kaum Millenial: Agen Moderasi Beragama di Nusantara

Next Post

Toleransi dan Kebersamaan Masyarakat Singkawang Timur

Nusul Akbar

Nusul Akbar

Universitas Gadjah Mada

RelatedPosts

bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
al-qur'an sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (1)

27/07/2022
Next Post
Toleransi dan Kebersamaan Masyarakat Singkawang Timur

Toleransi dan Kebersamaan Masyarakat Singkawang Timur

Anak Muda Media Sosial dan Moderasi Beragama

Anak Muda, Media Sosial dan Moderasi Beragama

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.