Kebahagiaan, rasa yang diinginkan manusia. Banyak ekspresi yang menggambarkan kebahagiaan, diantaranya dengan senyum, tawa, bahkan mengungkapkan dengan kata alhamdulillah. Kebahagiaan dalam bahasa Arab al-sa’adah, sedangkan antonimnya yaitu al-shaqawah. Kata al-sa’adah mengandung pengertian tentang hal-hal yang baik. Arti ini dapat dilihat dalam kalimat, sa’adahullahu wa as’ada, artinya Allah memberikan hal-hal yang baik kepadanya, dan menjadikan dirinya dalam keadaan baik (Azat Qarni: Ma’had al-Anma’:477).
Namun, belakangan ini kebahagiaan itu terkadang bisa menjadi terkamuflase. Kebahagiaan yang demikian hanya terlihat dari wajahnya saja akan tetapi tidak sampai pada kondisi hati dan keadaan diri. Padahal kebahagiaan merupakan amal dari hati yang tersalurkan dari semua anggota tubuh. Sebagaimana Imam al-Muhasibi mengatakan bahwa hati itu adalah rumah, adapun pintu-pintunya yaitu ucapan, penglihatan, pendengaran, penciuman, pencapaian, dan perjalanan. Apabila satu pintu dari pintu-pintu itu terbuka tanpa adanya ilmu maka rumah itu akan hilang.
Baca Juga: Dari Shallah al-Ummah Menuju Sa’adah al-Ummah
Pernyataan Imam al-Muhasibi bisa diambil satu perspektif bahwa jika ingin kebahagiaan itu tidak menjadi sebatas kamuflase maka kita harus menjaga diri dan anggota tubuh kita dari hal-hal yang kurang baik. Sebab kalau anggota tubuh atau indera digunakan tidak sebagai mana mestinya maka orang tersebut sudah dipastikan belum bahagia.
Terlebih bahagia bisa diidentifikasi dari tanda-tandanya. Sebagaimana ungkapan Imam Dzun al-Nun al-Misri bahwa tanda-tanda bahagia yaitu cinta kepada orang-orang soleh, mengikuti perilaku mereka, membaca al-Quran, menjaga malam dengan ibadah, duduk dengan para ulama, dan lembut hatinya (Muhammad al-Jurdani: 2012:69).
Sedangkan menurut Abu Nashr al-Farabi memberikan gambaran tentang al-sa’adah tersebut tidaklah berbeda dengan al-laddzah (kenikmatan). Sebab, kedua istilah ini mempunyai kesamaan unsur yang paling penting, seperti rasa puas, rela menikmati, tidak tertimpa musibah, ataupun kalau ada sangat ringan sekali, dan tidak berpengaruh apa-apa dalam kehidupan (Abu Nashr al-Farabi: 1992:2).