Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Pemimpin Perempuan 2

Pemimpin Perempuan Konsep Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur

Pemimpin Perempuan Mewujudkan Negara Ideal (2)

Konsep Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur

Fazat Azizah by Fazat Azizah
17/06/2022
in Peradaban, Tajuk Utama
2 1
0
3
SHARES
50
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Polemik perempuan sebagai pemimpin dalam politik Islam yang berakar dari hadist agaknya melupakan sebuah narasi kerajaan Saba’ yang pernah dipimpin oleh ratu Bilqis. Keagungan kerajaan dalam peribahasa bahasa Jawa digambarkan “gemah ripah loh jinawi” yang disebut “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” (negara yang makmur dan damai). Hal itu menjadi bukti bahwa Allah memuji kepemimpinan ratu Balqis yang diabadikan sebagai salah satu contoh negara ideal. Keberhasilan suatu negara (kerajaan) tidak dapat dipisahkan dari tangan dingin penguasa yang memimpin serta orang-orang di sekeliling. Negara Saba’ menjadi sebuah role model negara ideal bagi ulama untuk membangun negara yang dirahmati oleh Allah SWT. Hal itu juga menjadi cita-cita kaum muslimin untuk bisa mewujudkan negara Saba’ di Indonesia. 

Dua organisasi besar, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki cita-cita turut mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum yang “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur“. Muhammadiyah melalui Islam berkemajuan berusaha mewujudkan melalui sektor pendidikan, kesehatan dan jihad konstitusinya. Sementara NU, yang terkenal dengan Islam Nusantara mewujudkan melalui puncak rumput (politik), jihad ekologis, mempersiapkan doktor, dan gerakan akar rumput. Setidaknya ada beberapa poin untuk menjadi negara seideal Saba’.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

1. Bebas Korupsi

Keadidayaan dan kejayaan suatu negara tidak akan lepas dari sikap jujur dari pemimpin, pejabat hingga rakyat. Mustahil sebuah negara akan jaya dan sentosa manakala masih ada dan memiliki pejabat yang menggerogoti tubuh sendiri secara membabi buta dan ilegal. Selain itu budaya suap di akar rumput juga menjadi faktor penunjang. Yang ada, negara berada di ujung tanduk kemerosotan dan kehancuran. Oleh sebab itu, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara jaya dan sentosa, harus menyelesaikan PR besar melawan sikap dan tindakan tersebut. Korupsi dalam hukum positif disebut sebagai extraordinary crime (kejahatan luar biasa). Implikasi dari korupsi berakibat pada ketidakstabilan, terhambatnya pembangunan manusia dan infrastruktur serta kemiskinan yang tidak tertangani.

2. Toleransi

Perbedaan adalah sebuah keniscayaan, maka sikap toleransi merupakan sebuah nafas agar perbedaan bisa diterima dan disikapi secara bijaksana dan bestari. Nenek moyang Indonesia sudah lama mempraktekkan sikap toleransi antar umat beragama. Bahkan pernah ada praktek perkawinan lintas agama antara Pramudhawardani dari wangsa Syailendra (Budha) dengan Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya (Hindu). Konsep perkawinan lintas agama saat itu tidak meleburkan masing-masing agama, tetapi tetap hidup berdampingan sesuai agama masing-masing. Meletakkan toleransi sebagai sebuah nafas di Indonesia, tercermin pada semboyan negara yaitu bhineka tunggal Ika (berbeda-beda tetap satu jua). 

3. Sejahtera

Negara yang ideal, sebagaimana yang digambarkan kerajaan Saba, yakni kemakmuran masyarakat karena kekayaan kerajaan. Indonesia memiliki komponen dan unsur sumber daya alam yang melimpah, bahkan pernah menjadi negara jajahan Belanda berabad tahun lantaran sumber rempah-rempah yang melimpah. Selain itu ada pertambangan, emas, air dan tanah yang subur harusnya menjadi media memakmurkan rakyat, hanya perlu sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam.

Page 1 of 2
12Next
Tags: KesetaraanMuslimahPemimpinPemimpin PerempuanPerempuanPolemik Perempuan
Previous Post

Esensi Tradisi ‘Nyadran’ di Masyarakat

Next Post

Mempersiapkan Cendekiawan Muslim di Era Digital

Fazat Azizah

Fazat Azizah

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Next Post
cendekiawan muslim

Mempersiapkan Cendekiawan Muslim di Era Digital

menangkal ideologi radikal

Berliterasi Agama, Menangkal Ideologi Radikal-Transnasional 

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.