“Makanya kiita bersilaturahmi, berkunjung, tahlilan, banyak peringatan-peringatan itu yang sudah kita lakukan bersama-sama di Indonesia. Kadang kita tidak menyadari, tetapi itulah yang memperkuat ukhuwah. Itulah yg menjadi modal bagi NKRI untuk menjaga kesatuan,” kata Gus Kikin.
Selain itu, Gus Kikin mengungkapkan, penyebaran radikalisme dan terorisme berbungkus agama masih jadi ancaman serius, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Karena itu, sudah butuh keterlibatan banyak pihak, salah satunya dari kalangan pondok pesantren dan santri, yang memiliki ilmu agama yang mumpuni.
“Sudah bukan waktunya kita tinggal diam, sudah waktunya kita berbicara, saatnya kita bertindak,” ungkap Gus Kikin.
Pelatihan itu diikuti 60 santri seluruh Jawa Timur (Jawa Timur). Menurutnya, kegiatan ini merupakan gagasan yang baik antara BNPT dengan Pondok Pesantren untuk memperkuat sinergi dalam memerangi narasi radikal terorisme.
“Di sini para santri dapat memperkuat pemahaman terhadap syariat, juga memperkuat kewajiban dalam beragama. Kalau BNPT kan memiliki sistem yang canggih, mengikuti perkembangan zaman, jadi kita juga belajar menghadapi cara-cara yang melibatkan teknologi dalam aktivitas sehari-hari untuk menyebarkan konten perdamaian yang jauh dari radikalisme terorisme,” pungkas Gus Kikin.