Islamina.id – Peranan orang-orang Arab sangat besar di dalam masuknya Islam ke Nusantara. Umumnya, orang-orang Arab ini merujuk pada komunitas Arab yang berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan. Mereka datang dari Hadramaut pada tahun-tahun terakhir abad ke 18, ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda.
Dalam buku Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara. Jakarta: INIS, 1989 (Hal, 61-62), Prof L.W.C. van den Berg, yang mengadakan riset pada 1884-1886 mengatakan bahwa kedatangan Arab Hadhrami di pantai Malabar (India) jauh lebih awal. Perhentian mereka yang pertama adalah Aceh, kemudian ke Palembang dan Pontianak lalu ke berbagai daerah di Nusantara.
Sejak 1870, kedatangan para imigran dari Hadramaut makin meningkat. Mereka cenderung cepat berasimilasi dengan penduduk setempat. Umumnya, mereka datang dari Hadramaut tanpa istri. Di Indonesia, misalnya, mereka kemudian menikahi wanita-wanita setempat dan anak keturunan mereka mengambil nasab dari jalur ayahnya (Lih. Sila, 2015).
Golongan Sayid di Hadramaut, atau lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan Habib, adalah wakil dari golongan agamawan dan para ahli hukum. Sebagian dari mereka dianggap sufi keramat atau juga dianggap wali (saint) yang memiliki keutamaan mata hati (al-Kasyf). Satu di antara mereka yang dikenal al-Kasyf, adalah Sayid Muhsin bin Salim bin Syaikh Abu Bakar.
Golongan ini tidak berdagang, namun mereka mempunyai reputasi dalam bidang agama yang diagungkan di tengah masyarakat Hadramaut sampai sekarang. Sekalipun komunitas Arab sangat taat dalam menjalankan agamanya, tetapi tidak ada yang fanatik apalagi ekstrem, demikian yang digambarkan L.W.C. van den Berg (1989).
Istilah Pekojan
Dari sekian banyak ulama Arab di Nusantara, Sayid Usman bin Yahya mempunyai peran sentral, hingga pernah menjadi Mufti Betawi oleh pemerintah Hindia Belanda. Pekojan merupakan tempat tinggal atau pemukiman Muslim dari negeri Arab.