Jumat, Oktober 10, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran

Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran

Peran Media Sosial dalam Mewujudkan Siswa Toleran

Admin Islamina by Admin Islamina
26/02/2021
in Kolom, Populer
5 0
0
5
SHARES
104
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ekosistem Sekolah yang ramah dan toleran

Eksistensi budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sekolah. Kondisi ini mengingat bahwa budaya sekolah berkaitan erat dengan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan warga sekolah untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, serta cara memandang persoalan dan memecahkannya di lingkungan sekolah, sehingga dapat memberikan landasan dan arah pada berlangsungnya suatu proses pendidikan yang efektif dan efisien. 

Dengan demikian maka substansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai, sikap dan cara hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Budaya atau Kultur sekolah yang positif dapat menggerakkan perubahan perilaku akademik dan perilaku sosial segenap warga sekolah dengan mantap.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Artinya, bahwa kultur sekolah yang meliputi 9 aspek kultur utama sekolah yaitu (1) budaya membaca, (2) budaya jujur (3) budaya bersih (4) budaya disiplin (5) budaya kerjasama (6) budaya saling percaya (7) budaya berprestasi (8) budaya penghargaan (9) budaya efisiensi, diharapkan mampu mendorong siswa, guru, kepala sekolah dan karyawan untuk mengubah diri untuk berperilaku akademik dan sosial sebagai pribadi unggul yang berbudi pekerti luhur (Irma Diayuningsih, 2014) 

Manajemen budaya sekolah yang kondusif bagi penyemaian dan pengembangan karakter positif siswa dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan, terpadu, konsisten, implementatif, dan menyenangkan. Untuk pengembangan budaya sekolah diperlukan empat tahapan yaitu perencanaan program, sosialisasi program, pelaksanaan program, dan evaluasi program.

Untuk mengetahui keberhasilan program pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian program dengan perencanaan. Tingkat pencapaian program pengembangan budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif perlu dibuat instrumen pengukuran keberhasilan, (Neprializa, 2015)

Untuk mewujudkan siswa-siswi yang toleran terutama saat menyikapi perbedaan di sekolah maka ada beberapa perilaku  yang dapat dikelompokkan secara umum berdasarkan faktor-faktor melatarbelakanginya, di antaranya:

Faktor dalam Menyikapi Perbedaan isi doa.

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, anak- anak dengan dibimbing guru kelasnya duduk melingkar dan secara bergantian membaca doa. Anak Non-Muslim mendapat giliran terlebih dahulu kemudian dilanjutkan oleh anak Muslim. Anak-anak dapat saling mengetahui isi doa karena doa dibaca dengan lantang secara bergantian.

Perbedaan tata cara beribadah dan berdoa.

Dalam ibadah, Anak Muslim terlebih dahulu harus melaksanakan wudhu sebelum melaksanakan sholat dhuha yang diselenggarakan setiap hari di sekolah, di ruangan khusus. Sedangkan Anak Non-Muslim, tanpa melaksanakan wudhu dapat langsung menuju ke ruangan agama.

Toleransi terhadap perbedaan simbol agama

Untuk mewujudkan toleransi di sekolah, guru berperan mengatur simbol keagamaan anak Muslim yang berupa tulisan-tulisan kaligrafi dalam buku aktivitas anak. Sedangkan Simbol-simbol keagamaan yang dimiliki oleh anak Non-Muslim. Simbol yang dimaksud seperti: Salib yang dikenakan dalam bentuk perhiasan, gambar Yesus penggembala yang baik dalam buku-buku aktivitas anak Non-Muslim (Juliatmiko, 2018).

Page 2 of 2
Prev12
Tags: mediaMedia Sosialsiswatoleransitoleransi pendidikan
Previous Post

Pertama Kali dalam Sejarah, Wanita Berhijab Lakukan Press Briefing

Next Post

Kontribusi Ulama di Indonesia dan Meluruskan Faham Radikal ala Salafi Wahabi

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
Next Post
Kontribusi Ulama Di Indonesia Dan  Meluruskan Faham Radikal Ala Salafi Wahabi

Kontribusi Ulama di Indonesia dan Meluruskan Faham Radikal ala Salafi Wahabi

Kh.muqsith Ghazali: Penjelasan Ulama’ Dalam Islam

Cara Menyikapi Perbedaan Pandangan di Kalangan Ulama

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    328 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    311 shares
    Share 124 Tweet 78
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.