Piawainya yang penuntun dan momong juga dirasakan oleh para mahasiswanya. Prof. Dr. Arskal Salim, M.Ag, yang merupakan guru besar UIN Syarif Hidayatullah dan juga pejabat Kemenag saat beberapa kali diundang datang ke IIQ tidak segan-segan membeberkan kenangannya saat diasuh oleh Prof. Huzaemah di UIN Jakarta.
Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Prof. Dr. Nadirsah Hosen, yang saat ini menjadi dosen di Monas Law School, Australia. Dalam prolog bukunya yang berjudul Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal Hingga Memilih Mazhab yang Cocok (2015) juga menyampaikan bahwa karir akademiknya sangat dipengaruhi oleh Prof. Huzaemah (Tirto.id).
Selain sibuk di bidang akademik, beliau juga aktif di berbagai organisasi internasional. Semenjak tahun 1980 an, beliau sudah tercatat sebagai anggota fatwa di MUI pusat. Pada tahun 1997 sebagai anggota DSN di MUI, dan pada tahun 2004 sebagai anggota DPS di bank BUMN.
Pemikirannya yang progresif dan kontekstual, membuatnya sering disandingkan bersama Prof. Dzakiyah Darajat. Secara kesamaan pandangan, ternyata juga tidak hanya kebetulan. Mereka berdua sama-sama pernah melontarkan kritik atas pandangan Tim Pengusul Pengarus Utamaan Gender (PUG).
Banyak kiprah-kiprah beliau yang tidak cukup dilukiskan hanya dengan kata-kata. Tapi kenyataan mengatakan di hari Jum’at 23 Juli 2021, tepat pukul 06.10 menit, rektor Institut Ilmu Qur’an Jakarta itu telah tiada di RSUD Banten karena serangan penyakit. Tetapi kiprah dan jejak yang beliau tinggalkan tetap hidup, tetap mewarnai perkembangan akademik, yang pasti jadi amal jariyah untuk beliau. Selamat jalan, Ibu.