Dalam kata mutiara di atas begitu gamblang dijelaskan bahwa, kita perlu untuk merendah dan belajar dari bintang. Bintang salah satu ciptaan Allah yang memukau di langit, meski terlihat rendah di dalam pantulan air, tetapi sesungguhnya ia tinggi dan terhormat (hal. 292).
Sementara itu, dalam bab Nasihat untuk Giat Belajar, kita bisa memahami betapa pentingnya menuntu ilmu. Karena, orang yang berilmu itu tidak sama dengan orang yang bodoh. Bahkan, orang yang berilmu itu lebih dihargai dari orang yang tak berilmu.
Orang yang berilmu akan dihargai, sekalipun masih berusia muda
Dan orang yang bodoh akan disisihkan, sekalipun sudah berusia tua
Belajarlah karena tak seorang pun terlahir dalam berilmu
Tidaklah sama, antara orang yang berilmu dan orang yang bodoh
Ada banyak pesan dan nasihat yang bisa kita jadikan pedoman hidup dalam belajar dan bekerja di dalam buku setebal 372 halaman ini. Buku ini, selain memang menjadi salah satu mata pelajaran di sejumlah pesantren, khususnya pesantren modern, juga bisa jadi pegangan dan pelajaran hidup bermasyarakat.
Dengan pembahasan yang menarik dan metode penulisan yang sistematis, pembaca bisa lebih mudah menyisir bab demi bab yang sesuai dengan tema seperti tentang keutamaan menuntut ilmu, tips hidup hemat, rahasia sabar, makna merantau, dan tema-tema lainnya yang sangat relevan dengan kehidupan masa kini.
Baca Juga: Kitab Al-Mawaris fi Syari’ah al-Islamiyah: Membagi Warisan dengan Adil