Boy Rafli mengungkapkan, pesantren dan santri pun punya peran besar dalam pencegahan paham-paham radikal. Hal itu karena santri dan pesantren memiliki bekal agama dan pemahaman agama yang kuat, sehingga menjadi benteng tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk masyarakat.
“Di pondok pesantren diajarkan fikih kebangsaan, sehingga kita harapkan bisa kuat dalam menangkal paham-paham mereka. Mahasantri dan alumni Lirboyo kita harapkan bisa menjadi benteng untuk masyarakat. Bekal pengetahuan agama adalah sebuah modal besar meraih kesuksesan, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa dan negara,” paparnya.
Boy Rafli pun mengapresiasi komitmen kebangsaan yang dimiliki Pondok Pesantren Lirboyo, Ia berharap Ponpes Lirboyo akan terus menjadi pelopor dalam merawat kebangsaan, sehingga nilai dan karakter yang diwariskan ulama pejuang terdahulu akan terus terjaga.
“Pondok Pesantren Lirboyo komitmen kebangsaannya unggul. Kami harap menjadi pelopor dalam merawat kebangsaan kita, apalagi dengan ilmu agama yang dimiliki, dengan prinsip hubbul wathon minal iman, dan karakter yang telah ditularkan oleh para ulama pejuang kita. Itu menjadi modal untuk mengajak yang lain. Jadi ketika disandingan nilai agama dan nilai kebangsaan, itulah sebenarnarnya yang menjadi ciri khas dari karakter ulama pejuang dan pejuang ulama yang diwariskan kepada kita selama ini,” pungkas mantan Kapolda Papua dan Banten ini.