Suatu saat Ubay bin Ka’b menyampaikan beberapa kalimat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Di antaranya beliau menyampaikan:
أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا — أي أجعل دعائي كله صلاة عليك — قَالَ: «إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
“Aku jadikan seluruh doaku sebagai sholawat kepadamu, wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu akan dicukupi keresahanmu dan akan diampuni dosamu.” (HR. Imam Turmudzi)
16. Disunahkan membaca shalawat Nabi ketika berdoa tentang suatu hajat. (hal 115- 117)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Awfa, beliau berkata:
خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: من كان له الى الله عز وجل حاجة أو الى احد من بني أدم فليتوضأ وليحسن وضوءه وليصل ركعتين ثم ليثن على الله عز وجل وليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم ليقل لا اله الا الله الحليم الكريم لا اله الا الله سبحان الله رب العرش العظيم والحمد لله رب العالمين أسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والغنيمة من كل بر والسلامة من كل ذنب لا تدع لي ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته ولا حاجة هي لك رضا الا قضيتها يا أرحم الراحمين
“Rasulullah Shollalahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju ke kami dan bersabda: “ Barang siapa yang memiliki hajat kepada Allah atau kepada seseorang maka berwudhulah dan baguskanlah wudhunya serta lakukanlah shalat dua rakaat. Kemudian pujilah Allah dan bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ucapkanlah: la ilaha illallah al-halimul karim, la ilaha illallah subhanallahi rabbi al-‘arsyil ‘adhim, wa al-hamdu lillahi rabb al-‘alamin, as-aluka mujibati rahmatika, wa ‘azaima maghfiratika, wa al-ghanimata min kulli birrin, wa al-salamata min kulli dzanbin, la tada’ li dzanban illa ghafartahu, wa la hamman illa farrajtahu, wa la hajatan hiya laka ridlan illâ qadhaitaha, ya arhama al-rahimin.”( hal. 115-116).
17. Disunnahkan membaca shalawat ketika seorang laki-laki meminang seorang perempuan untuk dinikahi (hal. 117-119).
Imam al-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menerangkan tentang disunahkan bagi orang yang meminang mengawalinya dengan mengucapkan hamdalah dan memuji kepada Allah serta bersholawat kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mengucapkan asyhadu alla ilaha illallahu wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, lalu baru mengatakan: aku datang bermaksud ingin meminang putrimu atau fulanah binti fulan atau kalimat lain yang senada.” (hal. 117).
Al-Hafizh al-Sakhowiy berkata;” diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA terkait firman Allah “ Innallaha wamalaikatahu yusholluwna ‘ala al-Nabi….Ya ayyuhalladziyna amanu sholluw ‘alaihi..” Beliau berkata: …hendaknya bersholawat kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sholat, di masjid dan pada waktu meminang wanita, janganlah kalian melupakannya.”( hal.118)
18. Disunahkan memperbanyak membaca shalawat Nabi pada hari Jum’at dan malam Jum’at ( hal 119-127)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat dan menganjurkan kepada mereka untuk memperbanyak membaca shalawat pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Dan beliau juga menjelaskan bahwa pada hari Jumat shalawat dilaporkan kepada beliau secara khusus, selain itu hari Jum’at juga memiliki kondisi khusus pula. Cukup banyak hadits yang meriwayatkan tentang hal ini. Salah satunya adalah hadits dari Abu Umamah RA, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti”. (HR. Al Baihaqi) (hal. 120).
Demikian beberapa hal yang kita dianjurkan untuk membaca shalawat Nabi sebagai amalan sunnah. Meski tidak semua dikupas termasuk dalil ataupun hadits-hadits pendukungnya, in syaa Allah bila ini semua diamalkan atau paling tidak ada yang kita amalkan itu akan membuka peluang bagi kita untuk memperoleh syafaat Nabi nanti di yaumil qiyamah. Amiin.
عن ابن مسْعُودٍ رضي اللَّه عنْهُ أنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: “أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً
“Dari Sahabat Ibnu Mas’ud semoga Allah meridhoinya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi).
Wallahu a’lam bi al-Showab.
Semoga Bermanfaat.
Baca Juga: Shalawat Nabi, Sunnah Yang Kadang Terabaikan