Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Literasi Dakwah

Literasi Dakwah

Tantangan Literasi Dakwah di Era Digital

Rofiki Asral by Rofiki Asral
21/03/2022
in Kolom, Tajuk Utama
19 1
0
19
SHARES
379
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Terlepas dari semua itu, yang sebenarnya ingin saya tegaskan adalah pentingnya melestarikan budaya dakwah literasi ini meskipun masyarakat kita sudah lebih cenderung pada budaya mendengar dan menonton. Alasannya untuk ‘mencerdaskan’, bukan sekadar memberikan penjelasan dan pemahaman. Karena lewat tulisanlah tendensi untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dan argumentatif lebih menjanjikan. Di samping untuk mendorong masyarakat pada peradaban berpikir yang maju melalui budaya literasi yang kuat.

Dakwah Progresif Melalui Literasi

Dakwah melalui literasi walaupun secara prediksi kalah peminat dibanding dakwah melalui kajian online, di Youtube misalnya, namun bukan berarti ini menjadi pertanda dakwah literasi merangkak menuju kematian. Munculnya media-media online berbasis keislaman menandakan bahwa sebagian kalangan masih menaruh perhatian besar terhadap urgensi budaya literasi. Tulisan-tulisan tentang keislaman yang dimuat melalui kurasi terlebih dahulu oleh media-media online tersebut kebanyakan juga menunjukkan progres yang baik dalam penyampaian nilai-nilai Islam. Meskipun ya bisa ditebak pembacanya kebanyakan dari kalangan itu-itu saja, kalangan terpelajar, atau setidaknya yang suka membaca.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Akan tetapi, dakwah literasi ini setidaknya merupakan bagian dari pola gerakan dakwah yang terstruktur dan visioner. Terstruktur dalam artian mampu menyasar problem-problem dalam segala aspek kehidupan secara masif sesuai bidang gerakan masing-masing. Sementara visioner mengindikasikan terlaksananya dakwah sebagai upaya implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Pola dakwah seperti ini bisa kita katakan sebagai pola dakwah yang humanis, multi perspektif, dan progresif, atau mengandung spirit perubahan menuju arah kemajuan.

Hari ini, banyak problem kehidupan di masyarakat yang perlu untuk dipecahkan dan kita carikan solusi. Sebagai kaum terpelajar, melalui literasi, melalui tulisan-tulisan yang kita kirim ke media online atau kita unggah secara mandiri di akun media sosial, setidaknya kita telah mengambil peran dan menjadi bagian dari gerakan dakwah ini. Sebab―setidaknya bagi saya―menulis, selain merupakan aktivitas intelektual, juga merupakan media pergerakan dan jihad sosial bagi orang-orang yang belum mampu terjun langsung ke lapangan mengatasi problem-problem yang sedang berkembang di masyarakat.

Selain itu, melalui tulisan lah nilai-nilai Islam dapat kita narasikan dengan kompleks. Sehingga dari hasil kerja intelektual yang dituangkan dalam bentuk tulisan itu terkadang mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru yang lebih menarik dan komprehensif. Hanya literasilah yang mampu merekam itu dan membuatnya abadi sebagai produk pemikiran yang sistematis. Oleh karenanya, sebagaimana sudah disinggung di awal, berdakwah melalui literasi itu hakikatnya ‘mencerdaskan’, bukan hanya sekadar memberikan penjelasan ajaran agama yang sifatnya informatif seperti pada kebanyakan ceramah yang dilakukan para dai, terutama ustaz-ustaz Youtube yang banyak digandrungi anak-anak milenial itu.

Akhirnya, bergerak menuju arah dakwah yang lebih responsif terhadap segala tantangan zaman untuk kemajuan peradaban sudah menjadi keharusan, bukan lagi sekadar pilihan. Melalui spirit literasi salah satunya, saatnya kita bergerak lebih serius sesuai bidang masing-masing mendakwahkan nilai-nilai Islam seperti kemajuan pendidikan, ekonomi, keadilan, kesehatan, perang terhadap kapitalisme, dan lainnya sebagainya. Namun, meski demikian, bukan berarti menyingkirkan tradisi dakwah yang sudah berjalan sejak lama, seperti ajakan menjalankan syariat yang sifatnya ubudiyah-spiritual, atau membendung paham ekstremisme yang tidak sejalan dengan karakter keislaman di Indonesia melalui kontra narasi di media sosial.

Baca Juga: Tips Dakwah bil Medsos

Page 2 of 2
Prev12
Tags: CeramahDakwahdakwah digitalLiterasi DakwahmediaMedia DakwahMedia Sosial
Previous Post

Crazy Rich Indonesia Hendaknya Belajar dari Kisah Qarun

Next Post

Layangan Putus dan Teladan Nabi dalam Berumah Tangga

Rofiki Asral

Rofiki Asral

Bermukim di Sleman, DIY, dan menempuh pendidikan pada program studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Teladan rumah tangga Nabi

Layangan Putus dan Teladan Nabi dalam Berumah Tangga

Edisi Dakwah Ruang Lingkup Dakwah 1

Edisi Dakwah: Ruang Lingkup Dakwah (1)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.