Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tawakkal Di Tengah Pandemi

Tawakkal Di Tengah Pandemi

Tawakkal Di Tengah Pandemi

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
15/08/2020
in Kolom
8 1
0
8
SHARES
154
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Tema tawakkal sebenarnya tema yang mungkin sering kitaa dengar dan baca baik di medsos maupun buku-buku tentang keislaman. Meskipun demikian, tema ini tetap hangat dan aktual untuk diangkat kapan saja terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Dalam kondisi pandemi ini, saya kadang mendengar ungkapan yang kurang lebih sebagai berikut:

“Sudahlah tawakal saja pada Allah, kalau memang ditakdirkan kena-kena. Kenapa repot-repot jaga jarak, pakai masker, dikit-dikit pakai hand sanitizer, cuci tangan…”. Bahkan ada yang menyindir: “Mana ada sholat berjamaah shafnya renggang dan jauh lagi, kan Rasul menyuruh agar rapat dan lurus, kok seperrtinya kita takuat amat sama Corona…”

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Bila mendengar omongan dan celotehan seperti di atas, ya.. saya senyum saja dan kadang saya sambut juga dengan kalimat candaan; ”Bukan takut sama corona, nanti kalau sudah kena, yang susah siapa? kan kita-kita juga. Sudah badan kagak enak karena sakit, biaya pengobatan juga bebanin angggaran negara, atau bisa jadi malah biaya sendiri… kan lumayan mahal. Dan yang paling saya khawatirkan, kalau meninggal…apa sudah siap bekal untuk nanti di akhirat, kalau sudah siap ya sudah ente datangi tuh orang-orang yang sakit terkena corona.” Kalau saya sudah bicara begini, biasanya sih jamaah dan para sahabat pade senyum…termasuk yang baca renungan subuh saat ini. He he.

Kita memang kadang salah kaprah dalam mengunakan kata tawakkal. Seakan tawakkal itu sama dengan pasrah. Padahal makna tawakkal tidak sesederhana kata pasrah. Nah renungan subuh mencoba mengangkat masalah ini, karena yang pertama ada request, dan yang kedua, lagi bingung mau nulis apa….he he jadi yang terlintas ya request tersebut. He he

Dari sisi bahasa tawakkal berasal dari kata yang terdiri dari huruf ك, و dan ل yang kemudian mendapatkan huruf tambahan yaitu ت dan huruf kaf-nya ditasydidkan sehingga menjadi Tawakkal. Arti kata ini antara lain menjamin dan bersandar, tunduk dan patuh. Dari arti secara bahasa saja kita bisa mengatakan: “ Bagaimana bisa dikatakan tawakkal kepada Allah kalau tidak tunduk dan patuh pada-Nya. Bukti ketundukan dan kepatuhan adalah kita melaksanakan perintah-Nya. Dan Salah satu perintah Allah yang harus kita taati adalah berusaha dan berikhtiar, bukan pasrah tanpa ikhtiar.”

Dalam satu hadits riwayat Anas bin Malik RA menceritakan :

قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ

“ada seseorang berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam; “Wahai Rasulullah, aku ikat kendaraanku lalu aku bertawakkal, atau aku lepas ia dan aku bertawakkal?’ Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjawab: ‘Ikatlah kendaraanmu lalu bertawakallah (kepada Allah).” (HR. At-Tirmidzi).

عن عمر بن الخطاب يقول : إنه سمع نبي الله صلى الله عليه وسلم يقول: لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُوا خِمَاصاً وَتَرُوْحُ بِطَاناً

“Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang” (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi).

Baca Juga: Ikhlas atau Ridho

Dalam kitab Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam diceritakan suatu saat Khalifah Umar bin Khattab melihat sekelompok orang dari Yaman yang mengaku sebagai orang-orang yang bertawakkal (mutawakkilun) dimana mereka hanya pasrah dan tidak melakukan apa-apa. Lalu Umar bin Khattab bertanya kepada mereka:

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Tags: CoronaCOVID-19ikhlasPasrah dalam IslamTawakkal
Previous Post

Definisi Mukminina Haqqa

Next Post

Ayana, Barcelona, dan Kemerdekaan Korsel

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Ayana, Barcelona, Dan Kemerdekaan Korsel

Ayana, Barcelona, dan Kemerdekaan Korsel

Merdeka Dari Islamisme | Bulletin Islamina Vol.1 No.2

Merdeka dari Islamisme | Bulletin Islamina Vol.1 No.2

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.