Aplikasi Youtube sudah ada di setiap perangkat gadget. Dengan begitu, jumlah pemirsa Youtube mencakup berbagai kalangan. Hal ini perlu dimanfaatkan sehingga, ceramah yang diunggah di Youtube bisa diakses/ditonton oleh siapa saja.
Dakwah lewat Instagram
Lihat postingan ini di Instagram
Dulu, Instagram dituding sebagai media sosial untuk memamerkan foto-foto para penggunanya. Tak sedikit foto yang diunggah dengan berbagai angle menarik seperti di tempat wisata, gunung, pantai, restoran dan lainnya. Pada masanya, para pengguna Instagram biasa pamer makanan di IG dengan caption atau keterangan yang menarik.
Saat ini, IG memiliki berbagai fitur yang bisa dimanfaatkan untuk berbagi kebaikan lewat fitur Reels dan IGTV. Banyak orang berbagi tips lewat Reels yang ditonton oleh ribuan bahkan jutaan kali.
Lewat fitur yang bisa menjangkau banyak pengguna, para dai juga bisa menyampaikan ceramah lewat IGTV, fitur yang memiliki durasi penayangan cukup panjang. Seorang dai bisa menyampaikan ceramahnya lewat beberapa fitur yang disediakan.
Jika tayangannya menarik, biasanya video tersebut akan direkomendasikan untuk ditonton sehingga kesempatan untuk ditonton oleh banyak orang lebih besar. Tak sedikit cuplikan ceramah yang mendapatkan jumlah penonton hingga puluhan ribu, bahkan jutaan kali ditonton di Instagram.
Dakwah di Tiktok
Dakwah lewat Tiktok? Mana mungkin? Bukankah Tiktok itu medsos buat konten joget-joget?
Aplikasi Tiktok pernah jadi hal tabu dan nyaris diblokir oleh Pemerintah. Hal itu terjadi karena Tiktok dianggap sebagai aplikasi yang unfaedah alias tak bermanfaat? Tiktok sering disalahgunakan untuk pamer erotisme dengan konten-konten joget sensual yang bisa merusak mental dan moral. Padahal, medsos apa pun pasti ada manfaat dan mudaratnya. Tergantung siapa yang menggunakannya.
@sarjanakitabkuning Ceramah Buya Arrazy Hasyim #buyaarazyhasyim #Ceramah ♬ suara asli – Sarjana Kitab Kuning
Kalau kita perhatikan, saat ini banyak konten bermanfaat yang ada di aplikasi Tiktok. Medsos satu ini tidak hanya berisi orang joged-joged, tetapi juga konten berfaedah seperti motivasi, inspirasi, hingga dakwah keislaman yang disampaikan dai-dai kondang Tanah Air.
Para dai milenial juga bisa memanfaatkan Tiktok untuk menyampaikan dakwah. Ada banyak topik yang bisa dipilih, yang sesuai dengan kapasitas penceramah. Misal, konten tentang keistimewaan berpuasa di bulan Ramadhan, yang sebentar lagi akan dilaksanakan oleh kaum Muslim. Konten-konten keislaman lainnya juga bisa disampaikan, sehingga isi konten beragam dan tidak monoton.
Yang perlu diperhatikan dalam berdakwah di media sosial adalah bagaimana kita menyampaikan ceramah dengan baik, santun, dan ramah. Hindari konten yang menimbulkan perpecahan atau kegaduhan di masyarakat. Pilih materi yang sesuai dengan kapasitas keilmuan kita. Jika tidak berkompeten membahas masalah A, jangan bahas masalah tersebut. Karena, ceramah yang tidak sesuai dengan kompetensi penceramah, biasanya hanya menyesatkan banyak orang. Bukan manfaat yang didapat, tetapi mudarat besar yang diterima.
Baca Juga: Penutupan Media Radikal Sebagai Tindakan Preventif