Selain itu orang yang memperhatikan dan memberikan santunan kepada anak yatim maka hidupnya akan diperhatikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebab Rasulullah sendiri juga hidup dari masa kecilnya dalam kondisi yatim. Sehingga Rasulullah bersabda,
عَنْ سَهْلٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Dari Sahl ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku akan bersama orang-orang yang mengurusi anak Yatim dalam surga.” Seperti inilah, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu beliau membuka sesuatu di antara keduanya.
Biasanya tradisi santunan anak yatim dibuat rangkaian acara. Seperti membaca yasin, tahlil, riwayat Nabi Muhammad, adanya tausiyah dari para da’i, dan sebagai inti penutup yaitu acara pembagian santunan kepada anak-anak yatim. Tradisi itu telah berjalan puluhan tahun. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya acara santunan anak yatim di bulan Muharram maka Allah akan memberikan keberkahan dan kelancaran usaha di tahun tersebut. Walau bisa saja acara tersebut diadakan di luar bulan Muharram.
Bahkan di acara tersebut biasanya para donatur acara santunan anak yatim dipersilahkan untuk mengusap kepala anak yatim. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim, maka setiap helai rambut yang diusap tangannya akan menjadi cahaya di hari kiamat.”
Baca Juga: Nasehat Habib Umar di Peringatan Hari Asyura