“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-Jumu’ah: 10).
Ayat di atas jelas memerintahkan kita agar setelah beribadah ritual kita diminta untuk mencari karunia Allah di muka bumi ini dengan bekerja dan berusaha yang notabene untuk kepentingan dan keperluan hidup kita juga. Mengisi waktu dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat apakah itu beribadah, bekerja atau yang lainnya, inilah yang lazim kita kenal dengan amal saleh (silahkan tengok kembali renungan subuh tentang saleh duniawi dan ukhrowi). Amal yang tentu saja akan sangat berrmanfaat di kala kita menghadap Allah SWT.
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Siapa yang melakukan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-Nahl: 97)
Jadi yang penting adalah mengisi waktu kita di dunia ini dengan amalan yang bisa mengantarkan kita kepada kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Merupakan karunia Allah yang sudah sepatutnya kita syukuri dengan melakukan ketaatan dan amal soleh ketika kita diberikan usia dan umur panjang oleh Allah SWT.
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya, sedangkan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Hakim).
Selagi masih hidup alangkah indahnya bila kita melakukan dan menebarkan amal soleh dan tidak menundanya karena kita tidak tahu kapan batas umur dan usia kita akan berakhir. Jangan sampai kita sebagaimana yang disinyalir oleh Imam Athoillah al-Sakandariy dalam hikamnya:
إِحَالَتُكَ الْأَعْمَالَ عَلَى وُجُوْدِ الْفَرَاغِ مِنْ رُعُوْنَاتِ النَّفْسِ
“Menunda-nunda melakukan amal (soleh) padahal ada waktu senggang, merupakan tanda kebodohan diri.” Wa iyadzu billah..
Di akhir renungan saya kutipkan sebuah hadits yang salah satu isinya terkait dengan umur atau usia yang kita manfaatkan saat di dunia ini. Dari Abu Barzah Al-Aslami, Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” [HR Tirmidzi]
Wallahu a’lam bi al-Showab.
Semoga Bermanfaat.