Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Nasionalisme Vs Propaganda Hti

Nasionalisme Vs Propaganda Hti

Nasionalisme VS Propaganda HTI

Khoirul Anwar Afa by Khoirul Anwar Afa
09/09/2020
in Kajian
6 0
0
6
SHARES
124
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Oleh: Abdul Aziz, MPd (Pengajar di Al-Azhar Kembangan, Jakarta Barat)

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

Secara historis, nasionalisme mulanya muncul dan berkembang di Barat sejak abad ke 15. Ketika itu wacana nasionalisme di kawasan lain belum muncul. Model kekuasaan politik di luar Eropa, terutama di Asia dan Afrika, memiliki kesamaan dengan model imperium yang bersifat dinasti dengan didasarkan pada identitas-identitas Kultural dan relegius.

Sedangkan dalam konteks Indonesia, nasionalisme diawali dengan terbentuknya organisasi-organisasi gerakan nasional. Tanggal 20 Mei 1908 merupakan pergerakan awal yang ditandai dengan lahirnya pergerakan Budi Utomo. Kemudian hari kelahiran Budi Utomo dijadikan sebagai suatu peringatan yang dikenal dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Selanjutnya, nasionalisme bisa kita lihat dalam nilai Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi sumpah pemuda yang meliputi satu bangsa bersatu tanah air, satu bangsa, serta satu bahasa yakni bahasa Indonesia. Ungkapan tersebut telah membakar semangat juang nasionalisme bangsa yang berdiri atas tonggak Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda namun kita tetap satu.

Menurut Kbbi, nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, semangat kebangsaan. Huszer dan Stevonus (Ali Maskur. 2014),  nasionalisme adalah yang menentukan bangsa mempunyai rasa cinta secara alami kepada tanah airnya.

Tantangan

Akhir-akhir ini ada beberapa kelompok yang ingin menggoyang keutuhan dan kedaulatan negara dengan cara merongrong rasa nasionalisme yang sudah tertanam dalam diri bangsa ini. Ada kelompok yang beraksi lewat slogan “jihad” hingga akhirnya meledakkan bom di tempat-tempat yang mereka anggap sebagai medan perang. Ada juga yang beraksi lewat ideologi yang bertentangan dengan pancasila. Ada lagi yang gemar menarasikan ikatan primodialism dan sentimen SARA, dan bahkan ada yang terang-terangan menentang sistem pemerintahan Indonesia yang dianggap tidak sesuai atau bahkan bertentangn dengan sariat Islam, oleh karena itu harus diganti dengan sistem khilafah, dan itu artinya tidak ada lagi NKRI. Parah bukan?

Entah apa yang yang melatar belakangi mereka dalam melakukan itu semua, yang jelas tindakan mengganggu kedaulatan negara dengan cara merongrong nasionalisme tidaklah benar dan harus diluruskan, bahwasanya Indonesia adalah Negara kita yang harus dipertahankan keutuhan dan kedaulatannya sampai titik darah penghabisan.

Konflik

Nasionalisme dan Islam di Indonesia acapkali dipertentangkan. Ada yang menolak konsep nasionalisme dan memilih konsep khilafah begitu juga sebaliknya. Jika dicermati lebih lanjut, konsep nasionalisme adalah konsep yang cocok dengan negara Indonesia, mengingat majemuknya bangsa Indonesia, mulai dari suku, budaya, adat-istiadat, bahkan agama pun berbeda-beda, namun dengan adanya nasionalisme semua bisa bersatu dan damai dalam NKRI.

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, namun demikian dalam aplikasinya Indonesia menggunakan konsep (nation-state). Hal ini karena pejuang dan Pendiri bangsa Indonesia ini, selain ulama juga berasal dari kalangan nasionalis. Sesuai dengan kesepakatan para pendiri bangsa. Sistem pemerintahan yang tepat diterapkan di Indonesia adalah sistem republik dengan pancasila sebagai idiologi dasar negara.

Bahkan, untuk mengakomodir kemajemukan bangsa Indonesia dari segi agama, maka Sila pertama dari pancasila yang sudah diproklamasikan yaitu “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, diubah menjadi “Ketuhanan YME” oleh Muhammad Hatta.

Page 1 of 2
12Next
Previous Post

5 Olahraga Ala Rasulullah SAW

Next Post

Hancurnya Agama Disebabkan Golongan Ini

Khoirul Anwar Afa

Khoirul Anwar Afa

Penulis adalah Dosen Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
kampanye anti intoleransi
Kajian

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

21/04/2024
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah
Kajian

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

30/05/2023
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023
Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Next Post
Melewati Masa Sulit Ala Nabi Yusuf A.s

Hancurnya Agama Disebabkan Golongan Ini

Menyelamatkan Habib Di Nusantara | Bulletin Islamina Vol.1 No.4

Menyelamatkan Habib di Nusantara | Bulletin Islamina Vol.1 No.4

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.