Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Peranan Ibu Nyai Terhadap Pengembangan Pesantren

Peranan Ibu Nyai Terhadap Pengembangan Pesantren

Peranan Ibu Nyai terhadap Pengembangan Pesantren

Awanilah Amva by Awanilah Amva
15/02/2021
in Kolom, Populer
25 1
0
26
SHARES
529
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat segolongan santri yang mengaji & memperdalam ilmu-ilmu agama secara kaffah khususnya, serta ilmu-ilmu lain secara umum kepada seorang kyai atau ibu nyai dalam beberapa waktu yang relatif lama di sebuah asrama tertentu.

Di dalam rukun pesantren ada 5 aspek yang harus terpenuhi untuk memenuhi kategori pesantren. Rukun pesantren itu adalah sebagai berikut : adanya seorang kyai atau ibu nyai, santri, asrama, masjid, dan pengajian kitab kuning.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Pada awalnya, pesantren-pesantren itu biasanya dipimpin oleh seorang kyai. Mereka sangat dihormati, disegani, bahkan dikagumi oleh para santrinya baik dari sisi keilmuannya, ibadahnya, atau sisi kharismatik lainnya sehingga para santri begitu patuh, taat, dan senantiasa mengharap limpahan ilmu dan doa dari sang kyai.

Namun, dewasa ini ada banyak pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang perempuan atau ibu Nyai dalam bahasa pesantren.

Latar belakang dan historisnya beragam. Ada yang disebabkan sang kyai sudah meninggal lalu kepemimipinan pesantren dilimpahkan kepada istrinya (ibu nyai).

Ada yang sang kyai dan istrinya sudah meninggal. Namun, semua anaknya perempuan sehingga mau tidak mau pada gilirannya kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh para “ning” sebutan untuk putri dari seorang kyai / ibu nyai, atau bahkan misalnya, seorang suami yang mengemban amanah untuk memimpin pesantren itu tidak mampu karena berbagai hal baik dari sisi keilmuan, kesehatan, atau hal lain yang justru mengambat perkembangan pesantren.

Sehingga pada akhirnya roda kepemimpinan itu kembali beralih kepada sang istri atau ibu nyai yang dianggap lebih mampu untuk melaksanakannya.

Sesungguhnya, siapapun yang memimpin di depan sebagai figur pesantren. Di balik itu semua ada pasangan yang juga begitu setia, mendampingi, memfasilitasi serta membantu pasangannya dalam mensukseskan program-program pesantren.

Pada saat itu, lumrahnya sang figur pesantren yang memimpin di depan adalah sang kyai. Sehingga dalam hal ini pasangan itu adalah sang istri kyai atau ibu nyai. Oleh karenanya, sejak awal sesungguhnya sang ibu nyai sudah memegang peranan penting dalam mensukseskan pesantren meski di balik kebesaran jubah sang kyai.

Karena sebagaimana kita tahu bahwa seorang kyai dan ibu nyai itu hidup bersama dalam sebuah bahtera rumah tangga. Sudah barang tentu, selain memikirkan pesantren dan para santrinya mereka juga tentunya memperhatikan kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak, ekonomi keluarga, dan hal lain yang menjadi tanggung jawab bersama dalam peranan masing-masing menjalani bahtera kehidupan rumah tangga.

Pada prakteknya, biasanya keduanya membagi tugas di mana seorang suami (kyai) lebih fokus untuk memikirkan & mengerjakan hal-hal yang bersifat publik. Mengurus pesantren, diantaranya. Sementara sang istri (ibu nyai) lebih fokus mengerjakan hal-hal yang bersifat domestik. Seperti mengurus anak, memasak, menyapu, mencuci, dan lain sebagainya. 

Page 1 of 2
12Next
Tags: bu nyaiperan istri kyaiPesantrenUlama nusantaraulama perempuan
Previous Post

Teladani KH. Hasyim Asy’ari Melalui Film

Next Post

Ngaji Kitab “Al-Islâm wa Ushûl al-Hukm”

Awanilah Amva

Awanilah Amva

Pondok Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin, Cirebon

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
Next Post
Ngaji Kitab “al-islâm Wa Ushûl Al-hukm”

Ngaji Kitab “Al-Islâm wa Ushûl al-Hukm”

Moderasi Menuntut Gaji Guru

Moderasi Menuntut Gaji Guru

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.