Bulletin Islamina Vol 2 No 17 Juli 2021 – Jiwa Selamat, Akidah Terjaga, Ekonomi Jaya di Masa Pandemi
Sengaja memilih judul seperti jargon di atas –pertama-tama–sebagai harapan dan doa agar kita semua selamat, akidah kita tidak goyah, dan ekonomi kita tetap jaya. Yang kedua, judul tersebut dipilih untuk memberikan pesan khusus bahwa pandemi COVID-19 ini jika tidak direspons dengan tepat akan menghadirkan daya rusak yang dahsyat. Jutaan bangsa Indonesia telah menjadi korban. Ekonomi kita jatuh. Bahkan, karena pandemi ini, akidah kita sering goyah dan tergelincir.
Di situasi ini, apa yang dikatakan Charles Darwin patut direnungkan. Bahwa kemampuan bertahan hidup tidak ditentukan oleh siapa yang paling kuat dan paling pintar, tetapi siapa yang paling adaptif dan responsif terhadap perubahan. Pandemi ini membawa perubahan yang dramatis, sehingga siapapun yang mampu beradaptasi terhadap adanya pandemi inilah yang selamat. Tentu saja pernyataan ini tak bermaksud mengesampingkan takdir dan kehendak Allah.
Menjaga agama (hifdz al-din), keselamatan jiwa (hifdz al-nafs), melindungi harta (ekonomi, hifdz al-mal) merupakan tiga (3) dari lima maqashid al-syariah yang oleh Syatibi disebut dengan lima prinsip umum atau kulliyatul khamsah. Dua lainnya adalah menjaga pikiran (hifdz al-aql) dan menjaga keturunan / keluarga (hifz al-nasl). Kelima hal ini disebut oleh Imam al-Ghazali sebagai mashlahah.
Ketiga hal tersebut (agama, jiwa, ekonomi) tidak bersifat dikotomis yang dapat dipertentangkan, dan bukan pilihan, melainkan harus sama-sama diperjuangkan. Di tengah situasi pandemi COVID-19 ini, mengikuti protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh menjadi wajib sebagai bagian dari hifdz al-nafs. Menjaga dirinya dari menularkan dan tertular penyakit juga bagian dari hifdz al-nafs. Termasuk juga di sini adalah vaksinasi, sebagai upaya untuk mencegah dampak fatal dari COVID-19 ini.