Kamis, Oktober 9, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Apa Itu Kafir?

Apa Itu Kafir?

Apa Itu Kafir?

Abdul Moqsith Ghazali by Abdul Moqsith Ghazali
28/05/2020
in Gagasan
17 1
0
18
SHARES
358
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

islamina.id — Konsep kafir merupakan salah satu konsep penting yang perlu dikaji karena selama ini ia kerap dijadikan alasan permusuhan. Dengan bersandar kepada konsep itu, sebagian umat Islam mengganggap non-Muslim sebagai orang-orang kafir yang halal dibunuh.

Bukan hanya kepada non-Muslim, kata kafir pun kadang oleh satu kelompok Islam disematkan kepada satu kelompok Islam lain yang dianggap menyimpang, sehingga darahnya pun halal ditumpahkan. Padahal Rasulullah bersabda untuk tidak menyakiti seorang Muslim dengan menyebutnya sebagai kafir. Siapakah orang kafir itu, menjadi penting dijelaskan dari sudut bagaimana al-Qur’an mewacanakan kafir itu.

BacaJuga

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Secara etimologis kufr berarti tabir, tutup, tirai, dan pengingkaran. Sesuatu yang menutupi sesuatu yang lain dapat disebut kafir. Dengan demikian, malam juga dapat disebut kafir karena malam menutupi segala sesuatu.

Kafir juga berarti petani, karena ia menutupi benih dengan tanah. Orang Arab menyebut seorang petani dengan sebutan “kafir”. Dalam al-Qur’an (al-Hadid [57]: 20) disebut, ka matsali ghaits a’jaba al-kuffar nabatuhu (seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani). Kata kuffar di dalam ayat ini berarti para petani, karena petani biasanya menutupi benihnya dengan tanah.

Awan yang gelap juga bisa disebut kafir. Debu yang menutupi sesuatu juga disebut kafir. Ibn al-Sikkit menyatakan bahwa seseorang yang memakai baju yang menutupi lengannya disebut sebagai kâfir. Sarung pedang juga disebut kâfir karena berfungsi menutupi pedang

Menurut al-Laitsi, seseorang disebut kafir karena hatinya sudah tertutupi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda pada saat Haji Wada’: Ingat, janganlah kalian kembali setelahku (sepeninggalku) menjadi orang-orang kafir (kuffar), yaitu kalian saling memenggal leher.

Menurut Abu Manshur, kata kuffar dalam hadits ini memiliki dua makna. Pertama, “kuffar” yang dimaksud adalah saling membawa sarung pedang (kafir) untuk saling membunuh. Kedua, mengkafirkan orang lain yang menyebabkan yang bersangkutan sendiri terjatuh ke dalam kekafiran, seperti yang dilakukan kaum Khawarij (Baca Ibn Manzhur, Lisan al-’Arab, Jilid VII, hlm. 689-690). Aliran Khawarij berpendapat bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar adalah kafir.

Baca Juga: Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “Indonesia Negara Kafir”

Term kufr dalam al-Qur’an dengan segala derivasinya disebut sebanyak 525 kali yang tersebar di 73 surat dari 114 surat-surat al-Qur’an. Ini berarti, kata-kata itu merata di sebagian besar surat-surat al-Qur’an.

Dari 73 surat itu, lima peringkat pertama kata kufr plus kata jadiannya paling banyak berada dalam surat-surat Madaniyah. Masing-masing adalah 39 kali dalam surat al-Baqarah, 38 kali dalam surat al-Nisa’, 37 kali dalam surat Ali Imran, dan 30 kali dalam surat al-Ma’idah.

Dalam al-Qur’an, kufr memiliki beragam arti, di antaranya adalah: Pertama, kufr sebagai lawan dari syukur. Dengan demikian, orang yang tidak mensyukuri nikmat atau karunia Allah juga disebut sebagai kafir.

Allah juga berfirman (QS, al-Baqarah [2]: 152), “karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”. Kata kufir dalam ayat ini, menurut al-Qurthubi, berarti menutup karunia atau nikmat yang diberikan Allah.

Allah juga berfirman (QS, Ibrahim [14]: 7), “(Ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat)ku, maka sesungguhnya azabku sangat pedih”.

Ayat ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari peringatan Nabi Musa kepada kaumnya untuk selalu bersyukur atas karunia Allah yang telah membebaskan Nabi Musa dan para pengikutnya dari kelaliman Fir’aun. Lalu ia mengingatkan kaumnya juga bahwa sekiranya mereka terus bersyukur, maka Allah akan menambahkan karunia-Nya. Sebaliknya, jika mereka mengingkari Allah, maka Allah memberikan sanksi kepadanya.

Di ayat lain, Allah berfirman (QS, al-Nahl [16]: 112-115), “Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat..”

Dengan demikian, kafir adalah orang yang menerima kebaikan Allah (berupa nikmat yang tak terhingga), tapi mereka tidak menunjukkan tanda-tanda berterima kasih dalam perbuatannya, bahkan mengingkari kebaikan-Nya.

Sikap tidak bersyukur ini diwujudkan bisa dalam bentuk takdzib (mendustakan Allah, Rasul-Nya dan wahyu yang disampaikan Allah kepada para utusan-Nya). Mengacu pada makna pertama ini, kafir bukan orang yang tak beriman kepada Allah, melainkan orang yang tak bersyukur atas karunia-Nya.

Kedua, kufr sebagai lawan dari iman. Misalnya, Allah berfirman di dalam al-Qur’an: [1] “Barangsiapa yang menukar keimanan dengan kekafiran, maka sungguh orang itu tersesat di jalan yang lurus” (QS, al-Baqarah [2]: 108) [2].

Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang menjual iman dengan kekafiran, mereka sama sekali tidak akan membahayakan (merugikan) Allah sedikitpun” (QS, Ali `Imrân [3]: 177) [3] Firman Allah, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpin kamu, jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan” (QS, al-Tawbah [9]: 23)

Page 1 of 2
12Next
Previous Post

Jihad Dalam Islam

Next Post

Idul Fitri dan Pesan Perdamaian untuk Bangsa

Abdul Moqsith Ghazali

Abdul Moqsith Ghazali

RelatedPosts

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan
Gagasan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
Next Post
Idul Fitri Dan Pesan Perdamaian Untuk Bangsa

Idul Fitri dan Pesan Perdamaian untuk Bangsa

Beragama Dengan Santun, Bukan Dengan Kekerasan

Hikmah Perbedaan Bahasa, Warna Kulit dan Cara Menyikapinya

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    328 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    311 shares
    Share 124 Tweet 78
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.