Dalam keadaan genting membuat Touré berpikir cepat. Ia juga memiliki landasan kuat dalam studi Islam, mengutip hadis dan ayat-ayat Alquran yang menyatakan bahwa bukti kesalahan yang tak terbantahkan diperlukan saat sebelum hukuman dijatuhkan. “Mereka berkata, ‘Buktinya ada di sana; Anda merampok perpustakaan ini.’ Saya berkata, ‘Itu milik saya, dan saya memindahkannya ke lokasi yang lebih aman.'” Dia mengulur waktu, tetapi nasibnya tidak jelas.
Mendengar kejadian tersebut, membuat Haidara beraksi. Setelah melarikan diri dari Timbuktu untuk tinggal di pengasingan wilayah Bamako, Haidara mengoperasikan telepon, memanggil para pemimpin (termasuk pemuka kelompok, lingkungan, dan pustakawan), untuk maju dengan membawa dokumen dan pernyataan tertulis yang membuktikan peran Touré sebagai kurator. Setelah 24 jam ditahan, polisi Islam melepaskannya.
Trauma Oleh Para Jihadis
Pertikaian dengan para jihadis belum berhenti. Kelompok AQIM mulai menghentikan penggeledahan dan penangkapan kurir Haidara. Akan tetapi para perompak menangkap perahu penuh buku di Sungai Niger dan menahannya untuk tebusan. Terlebih lagi, para tentara pemerintah Mali sering mengobrak-abrik peti-peti berisi manuskrip untuk mencari senjata.
Pada tahap terakhir penyelamatan, selama intervensi militer Prancis pada Januari 2013 yang mengusir AQIM dari Mali Utara, sebuah helikopter Prancis hampir menembakkan rudal ke sebuah kapal yang membawa manuskrip ke hilir, pilot mencurigai bahwa asisten Haidara menyelundupkan senjata.
“Kami benar-benar trauma oleh para jihadis. Yang bisa kami lakukan hanyalah bekerja,” kata Haidara, tentang masa-masa sulit itu. “Saya tidak pernah membayangkan hal seperti itu terjadi hanya beberapa bulan sebelumnya. Semuanya runtuh dalam semalam. Negara telah berhenti ada. Jadi kami hanya harus terus bekerja, melakukan apa yang bisa kami lakukan. Saya punya banyak teman, banyak mitra, orang-orang yang memberi saya banyak nasihat, sehingga saya tidak pernah merasa benar-benar ditinggalkan.”
Bersambung
Sumber:
Joshua Hammer, The Brave Sage of Timbuktu: Abdel Kader Haidara, https://www.nationalgeographic.com/culture/article/140421-haidara-timbuktu-manuscripts-mali-library-conservation